Budidaya Magot BSF Atasi Masalah Sampah Organik

Teguh Sarwono, Direktur TPS3R Berkah (Foto: Wiradesa)

KEBUMEN – Budidaya Magot Black Soldier Fly (BSF) selain membantu penguraian sampah organik juga bisa mendulang rupiah. Budidaya magot BSF dijalankan Tempat Pengelolaan Sampah Reuse Reduce Recycle (TPS3R) Berkah Kelurahan Panjer Kebumen sejak 2019 lalu.

“Hasil produksi magot perhari 20 kg. Harga telur magot pergram Rp 5 ribu, sedangkan pupa Rp 50-70 ribu. Untuk magot fresh Rp 7- Rp 8 ribu perkilogram,” terang Teguh Sarwono, Direktur TPS3R Berkah kepada wiradesa.co, Sabtu 10 April 2021.

Menurutnya, tak ada kendala dalam budidaya magot BSF, karena magot BSF mudah di pelihara. Selama ini pakan magot diambil dari sampah rumah tangga. Khususnya sampah organik seperti sisa sayuran, buah-buah busuk, daun-daunan. Yang penting jauh dari predator alami seperti semut, cicak dan tikus.

“Dari berbagai inovasi pengolahan sampah organik diharapkan bisa menjadi solusi mengatasi permasalahan sampah organik di Kabupaten Kebumen. Apalagi kasgot (kotoran magot) bisa dibuat kompos,” kata Edi Rianto ST MT Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen.

Baca Juga:  Pentingnya Wujudkan Konservasi Lingkungan dan Pengendalian Iklim yang Lebih Inklusif

Dikatakan Edi Rianto, semakin banyak yang budidaya magot di Kabupaten Kebumen akan semakin banyak sampah organik yang dapat diurai karena sekitar 300 kilogram magot BSF mampu mengurai sekitar 1 ton sampah organik hanya dalam kurun waktu 2-3 minggu. (Nur Anggraeni)

Tinggalkan Komentar