KUE Cucur merupakan makanan khas di Perbukitan Sumilir wilayah Kapanewon Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Makanan yang sekarang susah didapatkan ini terbuat dari tepung beras dan gula Jawa.
Agar makanan khas Cucur, tidak hilang ditelan zaman, para pegiat pariwisata menggelar demo olahan Cucur di Pelataran Omah Tabon Candisari, Wukirharjo, Sabtu 12 Agustus 2023. Demo memasak makanan tradisional ini untuk memeriahkan “Pentas Drama Dalam Rasa Swara”.
Ibu Paikem, warga Losari 1, Wukirharjo, memperlihatkan kepada pengunjung cara membuat adonan Cucur dan cara menggorengnya. Adonan Cucur itu dari tepung beras, gula Jawa, tape, dan panili. Sedangkan cara menggorengnya dengan bahan bakar kayu.
Kue Cucur itu mirip dengan Apem. Warnanya sama-sama coklat, tetapi yang membedakan, bentuk kue Cucur terlihat merekah. Sehingga lebih menggoda untuk disantap. “Harganya murah, mulai dari 500 sampai 2.000 rupiah, tergantung dari besarnya kue Cucur,” ujar Ibu Paikem.
Lurah Wukirharjo, Turaji, merasa bangga kue Cucur, makanan khas Wukirharjo diperkenalkan kepada masyarakat luas, khususnya kepada wisatawan. Dulu Cucur menjadi masakan wajib bagi warga desa yang punya gawe atau punya hajatan. Tetapi sekarang sudah mulai jarang yang memasak dan menyajikan kue Cucur kepada tamu undangan.

Pegiat pariwisata seni budaya, Wiwid Syarif, meyakini Cucur merupakan makanan khas Wukirharjo Prambanan. Maka harus terus dipopulerkan, agar makanan tradisional ini bisa mendunia. “Kami berharap, makanan Cucur menjadi oleh-oleh wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke sejumlah obyek wisata di kawasan Prambanan,” harap Wiwid.
Upaya pegiat pariwisata dan pelaku UMKM, untuk mempopulerkan kue Cucur perlu didorong dan didukung bersama. Karena jika Cucur bisa mendunia, maka akan menggairahkan dan mensejahterakan pelaku usaha makanan di Prambanan, khususnya di Kalurahan Wukirharjo. (Ono Jogja)








