Siapa bilang belajar hanya di dalam kelas? Desa Wisata adalah Kampus Kehidupan sesungguhnya. Desa Wisata bukan hanya destinasi liburan, tapi sumber belajar holistik yang super kaya.
Menurut Galuh Alif Fahmi Rizki, pengelola Desa Wisata Tinalah, setidaknya ada tiga hal yang bisa dijadikan pembelajaran saat berkunjung ke Desa Wisata, yakni belajar tata kelola, inovasi lokal, dan pemasaran digital.
Belajar tata Kelola, bagaimana Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) berkolaborasi dan mengambil keputusan demi keberlanjutan.
Inovasi lokal, bagaimana kekayaan budaya dan alam diubah menjadi produk wisata yang menarik—dari workshop hingga paket homestay. Pelajaran nyata tentang inovasi berbasis kearifan lokal.
Pemasaran digital, strategi branding desa menggunakan media sosial, sistem reservasi online, dan narasi yang kuat untuk menarik wisatawan. Ini adalah studi kasus nyata transformasi digital di Desa Wisata Tinalah.
“Kenapa ini penting bagi Pendidikan,” tanya Galuh Fahmi, melalui Instagramnya yang dikirim ke Grup WA Alumni Sekolah Jurnalisme Desa (SJD) Kulonprogo, Sabtu 22 November 2025.
Galuh menegaskan Desa Wisata menumbuhkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, dan empati. Ini adalah tempat untuk mengaplikasikan Ilmu Ekonomi, Sosiologi, hingga TI secara langsung.
Yuk, jadikan Desa Wisata sumber belajar! Bukan hanya berlibur, tapi juga berinvestasi pada pengetahuan dan skill untuk masa depan. (*)








