Kemakmuran dan Keadilan Muara Ekosistem Industri Pers di Jawa Tengah

Kemakmuran warga Jateng (Foto: Istimewa)

SEMARANG – Kemakmuran dan keadilan yang dirasakan masyarakat adalah muara dari ekosistem industri pers di Jawa Tengah (Jateng). Inilah salah satu rajutan benang merah dari Fokus Group Discussion (FGD) Pers dan Pembangunan di Semarang, Senin 7 Maret 2022.

Diskusi yang menghadirkan narasumber pengusaha media, Kukrit Suryo Wicaksono (CEO SM Network), wartawan senior Amir Machmud NS (Ketua PWI Jateng), dan regulator Abdul Kholik (anggota DPD RI Dapil Jateng) cukup komprehensif. Karena juga dihadiri eksekutif Hevearita Gunaryati Rahayu (Wakil Walikota Semarang), sejumlah tokoh masyarakat dan kalangan akademisi dari perguruan tinggi di Jateng.

“Jika industri pers atau media ingin hidup dan berkembang maka usahakan dulu masyarakat jadi makmur,” tegas Kukrit Suryo Wicaksono. Caranya bagaimana? Pers harus jadi bagian dari solusi persoalan. Part of solution. Media tidak hanya menyajikan fakta persoalan, tetapi juga menawarkan jalan keluar terhadap persoalan tersebut.

Apa saja pemikiran Kukrit Suryo Wicaksono, bisa dibaca di link https://www.wiradesa.co/pemikiran-kukrit-suryo-wicaksono-tentang-industri-media-di-era-digital/. “Pemikiran Kukrit Suryo Wicaksono tentang Industri Media di Era Digital”.

Baca Juga:  Perusahaan Pers Startup Siap-siap Gigit Jari dengan Terbitnya Perpres Keberlanjutan Media

Sedangkan Amir Machmud menegaskan pers harus menjadi Nur atau cahaya bagi masyarakat. Media harus berfungsi mendidik atau mengarahkan masyarakat untuk mendapatkan sinar terang. Setelah mencapai titik terang, warga dipersilahkan berjalan sesuai dengan keinginan dan cita-citanya dalam menapaki kehidupannya.

Pemaparan Ketua PWI Jateng tentang Pers Inspiratif tertuang dalam berita “Pemaparan Amir Machmud tentang Pers Inspiratif” di link: https://www.wiradesa.co/pemaparan-amir-machmud-tentang-pers-inspiratif/.

Berupaya menyemangati pers di Jateng, Abdul Kholik mengingatkan pengelola media untuk mencermati angka kemiskinan di Jateng yang masih relatif tinggi. Dengan angka kemiskinan sebesar 11,79 persen (2021) dari penduduk Jateng atau sekitar 4,11 juta penduduk miskin, artinya kemakmuran belum dirasakan secara menyeluruh oleh warga Jateng.

Selain persoalan kemakmuran, pengelola media juga perlu memberi perhatian terhadap keadilan. Karena keadilan menjadi salah satu faktor penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga media di Jateng harus berusaha untuk mewujudkan kemakmuran dan keadilan di Jateng.

Bagaimana tawaran konsep membangun Jateng agar tercapai kemakmuran dan keadilan bagi warganya? Baca pemikiran Abdul Kholik di link https://www.wiradesa.co/tawaran-konsep-abdul-kholik-untuk-membangun-jateng/. “Tawaran Konsep Abdul Kholik untuk Membangun Jateng”.

Baca Juga:  Hendry C.H Bangun: Pers Harus Berwawasan Kebangsaan dan Tidak Bekerja dalam Ruang Hampa

Akhirnya, pertanyaan yang terus mengusik para pengelola media, siapa yang menggaransi atau menjamin kehidupan media? Dari diskusi pers di Semarang, Senin 7 Maret 2022, terjawab sudah, yang menjamin kehidupan media adalah kemakmuran dan keadilan masyarakat dimana media berada. (Ono)

Tinggalkan Komentar