SLEMAN– Komunitas Simpul Iman menggelar Live In lintas agama. Selain untuk menambah wawasan keberagamaan dan relasi lintas agama, kegiatan juga bertujuan untuk memberikan pengalaman hidup dalam perbedaan. Penganut tiga agama berinteraksi dalam satu kawasan bahkan satu kamar.
Live In lintas agama, 22-23 Maret, dihadiri 60 mahasiswa dari tiga kampus. UIN Sunan Kalijaga (Islam), Universitas Kristen Duta Wacana (Kristen) dan Universitas Sanata Dharma (Katholik). Menariknya mahasiswa yang hadir dalam agenda ini berasal dari fakultas Theologi, mereka sampai di Wisma Duta Wacana pada Jumat sore pukul 16.00.
Setelah pembukaan kegiatan dilanjutkan dengan sarasehan dari tokoh muda lintas agama. Romo Gregorius Prima Dedy Saputro,Pr, Pendeta Yulius Setyo Nugroho dan Ahmad Shalahuddin Mansur. Tiga narasumber terlihat akrab dalam menyampaikan materi. Mereka berpesan agar terus menjalin relasi lintas agama sebagai generasi calon tokoh agama di masa mendatang.
Sarasehan ditutup dengan takjil saat azan Magrib berkumandang. Para mahasiswa tampak mulai berkenalan sembari menyantap kurma dan menyeruput es buah dari panitia. Sehabisnya, para mahasiswa tiga agama tersebut diarahkan ke ruang makan untuk buka bersama.
“Saya sangat bersyukur bisa merasakan buka bersama, saya juga penasaran bagaimana kawan-kawan dari agama Islam menjalani puasa di bulan Ramadan. Ini pengalaman pertama saya,” ungkap Frater Eman (Mahasiswa Katholik USD) saat sedang menyantap hidangan buka.
Saat malam agenda diisi dengan kegiatan-kegiatan keakraban. Seperti diskusi dan saling mengenal, penampilan kelompok, doa perdamaian tiga agama serta ditutup dengan bernyanyi bersama dihadapan api unggun. Ragam penampilan menarik dipentaskan. Mulai dari puisi, stand up hingga menyanyi.
Para peserta kemudian diimbau untuk kembali ke kamar masing-masing. Kamar perempuan diisi tiga orang sedangkan laki-laki delapan orang. Beberapa memilih tidur agar tidak kesiangan saat sahur. Sebagian lain larut mengobrol dan bercerita, baik di kamar maupun di luarnya.
Pagi hari, kegiatan diisi dengan aksi bersih-bersih lingkungan. Setiap kelompok memiliki rute masing-masing di sekitar wisma untuk dibersihkan. Kegiatan dilanjutkan dengan outbond. Para peserta terlihat asyik dan akrab.
Setelah semuanya bebersih dan bersiap-siap pulang, kegiatan ditutup dengan refleksi dan foto bersama. Refleksi diwakili oleh setiap mahasiswa dari tiga kampus. Setiap perwakilan menyampaikan pengalaman dalam kegiatan ini.
“Di kamar saya selalu berdiskusi dan sharing. Bahkan kami juga baru saja selesai berdiskusi juga sebelum refleksi ini,” ungkap Suster Selvina (mahasiswa USD) sembari tersenyum dan menunjuk kawan sekamarnya yang berkerudung. Ia menyampaikan rasa senangnya. Berkat acara ini ia dapat memiliki teman baru. Tidur seatap, bermain, buka dan sahur bersama dengan teman lintas agama amat berkesan baginya. Setelah foto bersama, pukul 10.00 para mahasiswa kembali menuju kampus masing-masing dengan bus. (Avicenna)