KEBUMEN – Membuka usaha kereta wisata meski harus merogoh modal lumayan besar, kini dilirik sebagian warga di Kebumen. Puji Mulyono, salah satu pemilik kereta wisata menuturkan, model transportasi kereta wisata berbeda dengan angkutan wisata umumnya.
“Bodi kereta wisata telah dirombak total. Tak lagi menyerupai mobil angkutan. Untuk merombak bodi tak ditangani sendiri tapi dipasrahkan ke karoseri,” kata Puji kepada wiradesa.co Jumat 3 Februari 2023.
Puji mengungkapkan, kereta wisata miliknya berasal dari truk beroda enam bersasis dan bermesin Mistsubishi 100 Ps buatan 1996. Masuk karoseri di Sleman kurang lebih tiga bulan, penampilan kendaraannya kini telah berubah.
“Dapat bahan truk seharga Rp 30 juta komplet BPKB, berwujud truk lengkap dengan kabin, bak dan ban belakang dobel. Mengubah jadi kereta wisata yang mahal, butuh biaya hampir Rp 100 juta,” papar Puji yang tinggal di Desa Kebulusan, Kecamatan Pejagoan.
Merombak kereta wisata, dia memilih bagian kepala depan model Transformer meski di karoseri terdapat beberapa pilihan model kabin depan, seperti model Pajero. “Banyak sebutan, ada yang bilang kereta odong-odong. Tapi kalau saya menyebut kereta wisata karena peruntukannya memang untuk acara wisata dan acara tertentu, melayani antar ziarah, carteran. Bukan untuk moda angkutan penumpang harian,” jelas Puji sembari menyebut di Kebumen kereta wisata model Transformer baru ada empat unit tapi untuk model lain dan karoseri berbeda ada sekitar 70 unit.
Beroperasi sejak Oktober 2022, kereta wisata milik Puji mengutamakan melewati rute pedesaan dan jalur selatan Kebumen. Kapasitas daya angkut 30 orang dewasa dan bila mengangkut anak-anak kapasitas menjadi 35-an penumpang. Kursi satu baris bisa diisi empat sampai lima orang.
“Kursi empuk, samping aman karena ada pintu dan pengunci. Sebelum berangkat selalu cek mesin, pengereman, dan oli. Juga minyak rem, aki, serta dinamo,” imbuhnya.
Dikatakan Puji, sejumlah destinasi wisata telah dikunjungi kereta wisatanya. Dari pantai terdekat seperti Pantai Petanahan, Mliwis, Setrojenar, Pantai Cemara Sewu, Pantai Dewa Ruci Jatimalang Purworejo, hingga Glagah. Sedangkan wisata ziarah seperti ke makam Syeh Abdul Awal, Syeh Anom Sidakarsa, Mbah Lancing, dan Syeh Abdul Kahfi Somalangu serta Mbah Zainal Ma’arif Sruweng.

Perihal pilihan memakai mesin truk bagi kereta wisatanya, Puji beralasan tenaga mesin dan sasis lebih kuat. Karena truk spek tersebut terbiasa membawa muatan hingga 8 ton. Sedangkan sebagai kereta wisata, bobot muatan jauh lebih ringan. Diasumsikan setiap penumpang punya bobot 75 kg, bila full mengangkut 30 orang, beban angkut baru seberat 2,25 ton.
“Meski kuat dan punya karakter anteng ketika dibawa menanjak namun kami mematuhi aturan di paguyuban yang tak memperbolehkan mengantar wisatawan ke Pantai Menganti dan Pitris mengingat dua objek wisata tersebut jalurnya ekstrem dan menanjak,” terang Puji yang gabung dengan Paguyuban Kereta Wisata Urut Sewu Kebumen.
Puji pun menyebut tarif perjalanan kereta wisata. Dia mencontohkan rombongan dari Kebumen menuju Glagah per orang dikenakan biaya Rp 50 ribu. Ada pula sistem borongan misal menuju Pantai Mliwis Rp 700 ribu dan ziarah lokal Rp 900 ribu. “Carteran lain kadang untuk khitanan dan mantenan kisaran biaya sewanya Rp 600 ribu,” pungkasnya. (Sukron)