KEBUMEN – Kerajinan anyaman bambu turut menopang perekonomian warga Desa Jatimulyo di samping umumnya sebagai petani. Eksistensi para perajin anyaman bambu dengan beragam produk tak lepas dari perhatian Kepala Desa Jatimulyo Sabit Banani.
Pemerintah Desa Jatimulyo, ungkap Sabit, telah memberikan dukungan sesuai kebutuhan para perajin anyaman bambu. Mulai dari pelatihan, bantuan peralatan sederhana seperti pisau tajam, tang, alat handmade pembuat blengker juga pembentukan kelompok Green Kampoeng Craft sebagai sarana saling kerjasama antarperajin di Jatimulyo.
“Bantuan yang belum diberikan soal cara pengawetan bahan baku bambu dengan metode ramah lingkungan. Kami juga mesti melakukan upaya rebranding dan menyemangati perajin, menata ulang dengan konsep desain yang kekinian untuk beberapa macam varian produk,” kata Sabit Banani ditemui di rumahnya, Sabtu 7 Januari 2023.
Sabit pun berkisah, permintaan buyer yang memesan produk kepada perajin terbilang praktis. Lewat dukungan gawai para calon konsumen mengirimkan gambar produk yang diinginkan. Diantara perajin ada yang dipasrahi menerjemahkan gambar, membikin pola dan prototipe produk yang dipesan. Setelah prototipe terselesaikan secara fisik dengan pengerjaan sekitar dua hari, baru pekerjaan dilempar ke kelompok perajin.
“Repotnya, setelah pesanan dengan desain tertentu selesai, datang lagi order dengan gambar dan desain beda. Terkadang lebih rumit. Itu yang menyebabkan perajin mengeluh. Satu pola desain baru selesai dua hari sudah ada desain baru yang beda yang harus dikerjakan prototipenya,” jelas Sabit.
Meski lebih ribet, desain anyaman kreatif lebih propasar dan banyak peminat. Dari sisi harga lebih menguntungkan. Dia membandingkan, besek yang biasa dibikin punya kisaran harga Rp 40 ribu sekodi sedangkan produk hampers bisa mencapai Rp 60 ribu satunya. Yang menjadi catatan, dari sisi quality control butuh ketelitian kuat.
“Pernah kiriman ke Bali dikembalikan semua. Pernah pula mengalami retur. Pernah kiriman ke Bandung karena salah dalam pengemasan kiriman peot-peot sehingga kena komplain. Pernah pula ada perajin kena semprot via voice mail akibat target waktu pengerjaan meleset,” imbuh Sabit perihal pengalaman usaha yang dialami perajin ketika melayani segmen pasar dengan permintaan desain kreatif.
Berbagai tantangan dan pengalaman tersebut dipecahkan para perajin lewat diskusi di kelompok. Meski begitu, Sabit mengaku bangga karena produk kerajinan anyaman kreatif Jatimulyo telah rutin menembus pasar kerajinan di Bali. Bahkan di Bali produk anyaman Jatimulyo dipasang sebagai ornamen dekoratif hotel.
Dengan kegiatan kreatif tingkat kesejahteraan warga diharapkan meningkat. Namun, Sabit menilai para perajin di wilayahnya termasuk tipologi masyarakat yang melakukan usaha kerajinan tanpa terlalu rigid menerapkan dasar-dasar teori ekonomi. Warga lebih suka mengaplikasikan model penghasilan yang lumintu. Tiap hari ada pemasukan dan uang bisa diulur-ulur
Teknik mengulur duit misalnya dalam wujud beli bahan baku lalu dibuat beragam produk anyaman. Ketika butuh uang, hasil produksi bisa lekas dijual. “Memindahkan uang dalam wujud aset merupakan kekhasan di desa. Agar duit tak lekas habis bisa dibelikan aset seperti ternak cempe. Orang desa tak ada istilah sugih adanya mukti dan mulya. Sehari-hari yang penting ada uang. Dengan fakta itu, menggerakkan pemberdayaan perajin beda dengan pemberdayaan pada orang muda berwawasan entrepreneur,” beber Sabit soal pemaknaan warganya tentang uang dan kerja.
Sabit pun tak ingin buru-buru menjadikan wilayahnya sebagai desa wisata berbasis produk anyaman bambu. Ia ingin lebih dulu menata dan menguatkan sisi manajerial para perajin. Meski begitu, kunjungan demi kunjungan ke sentra anyaman bambu Jatimulyo mulai berdatangan. “Diantara 120 perajin, baru seperlima yang menguasai desain anyaman kreatif. Karena itu, kami menerima kunjungan tapi terbatas. Belum berani kunjungan dalam jumlah massal,” pungkas Sabit seraya menyebut dalam waktu dekat pihaknya menerima live in siswa dan guru sekolah alam Lukulo serta kunjungan terbatas wisatawan bule. (Sukron)