KEBUMEN – Senyum anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa di Balai Desa Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (21/4/2022) sore, membahagiakan para penyantun, baik atas nama lembaga maupun perseorangan. Momen ini berkah bagi penerima maupun pemberi santunan di bulan Ramadan 1443 Hijriyah.
Meski hanya melihat foto senyuman anak yatim setelah menerima santunan yang dikirimkan Tim Wiradesa melalui ponsel, tetapi Gugup Ismono dari UGM merasa senang dan bahagia bisa berbagi kepada anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa di bulan Ramadan. “Semoga santunan itu menjadi berkah bagi UGM, Wiradesa, anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa, serta semua pihak yang terlibat dalam bakti sosial,” ujar Gugup.
Rasa senang dan bahagia yang dirasakan Gugup Ismono juga dialami para penyantun lainnya. Mereka yang senang dan ikhlas mempercayai Wiradesa untuk menyalurkan santunan kepada anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa, yakni KH. Hilmy Muhammad (anggota DPD RI Dapil DIY), Eko Prayitno (Owner PT Pesona Cipta), Arya Ariyanto (Bakpia Jogkem), Agus Moh Najib, Sahiron Syamsuddin, Kurniawan Pamungkas, Ahmad Daerobi, dan Miftakhudin.
Agenda Buka Puasa dan Santunan Yatim, Piatu, Dhuafa Tahun 2022 atau Ramadan 1443 H yang dilaksanakan Wiradesa Group didukung CV Windra Mekar, Griya Batik Senok, Sonic Advertising, Ayam Geprek Sa’i, Pemerintah Desa Jatimulyo, Pemerintah Kalurahan Gari, dan Pemerintah Kalurahan Sukoreno.
Santunan pertama dilaksanakan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jateng pada Kamis 21 April 2022. Santunan kedua di Kalurahan Gari, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sabtu 23 April 2022. Santunan ketiga di Kalurahan Sukoreno, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, DIY, pada Selasa 26 April 2022.
Pada pelaksanaan santunan pertama, Kamis (21/4/2022) digelar di Balai Desa Jatimulyo. Hadir pada acara yang penuh senyum sore itu, 25 anak yatim, piatu, dhuafa bersama orangtua atau wali, anggota ibu-ibu PKK, Kades beserta perangkat desa, anggota BPD, dan sesepuh desa. Acara diakhiri kultum oleh Kyai Sudirman dan ditutup dengan buka puasa bersama.
Pendiri Wiradesa Group, Sihono HT, mengungkapkan terbentuknya Wiradesa Group yang saat ini mengelola 3 media online, yakni Wiradesa.co (fokus ke desa), Mandiripangan.com (fokus ke pangan), dan Tunggal.co (peduli nilai-nilai Pancasila) tidak lepas dari Desa Jatimulyo, Kalurahan Gari, dan Kalurahan Sukoreno. Ketiga desa/kalurahan itu memiliki historis dengan pendirian Wiradesa.
Sehingga jika penyaluran santunan dilaksanakan di Jatimulyo, Gari, dan Sukoreno itu selain karena peduli dengan anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa, juga mengenang sejarah awal berdirinya Wiradesa Group. Semoga anak-anak di 3 desa/kalurahan itu senang, bahagia dan terpenuhi haknya untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, serta terjamin masa depannya. “Syukur anak-anak ini kelak menjadi pemimpin di masa depan,” ujar Sihono HT.
Kades Jatimulyo Sabit Banani menyambut baik kegiatan Santunan oleh Tim Wiradesa bersama para relasi di Desa Jatimulyo. Apa yang dilaksanakan Wiradesa, semakin menginspirasi atau mendorong warga Jatimulyo untuk saling membantu, berbagi, bergotong royong, dan peduli sesama. “Kebersamaan yang akan mewujudkan masyarakat Jatimulyo meningkat pendidikannya, berkembang perekonomiannya, dan maju desanya,” jelas Sabit Banani.
Sabit memberi contoh ada sebuah dusun yang semua warganya miskin. Tetapi meski miskin, mereka guyub dan saling membantu. Jika ada warga yang membangun rumah, warga lainnya bergotong royong untuk membantunya. Jika ada warga yang kekurangan pangan, warga lain memberi pangan. Dengan kebersamaan, sekarang dusun itu menjadi maju, makmur. Warganya banyak yang menjadi pejabat, ada yang menjadi kepala dinas, kepala sekolah, dan pejabat penting di pemerintahan.
Kyai Sudirman mengingatkan pada bulan Ramadan kitab suci Alquran diturunkan. Ayat pertama yang diturunkan memiliki makna agar umat manusia membaca. Namun membaca itu memiliki makna yang luas, tidak hanya membaca secara tekstual, tetapi juga mebaca secara kontekstual. Bisa membaca tulisan, tetapi juga bisa membaca tanda-tanda.
Untuk mampu membaca yang tidak tertulis, maka perlu kepekaan. Peka merasakan penderitaan orang lain. Umat Islam dituntut untuk mampu merasakan penderitaan orang lain. Jangan ada tetangganya yang kesulitan makan, tetapi tidak mau berbagi. Ada anak yatim di samping rumahnya, tetapi tidak pernah menyantuninya.
Padahal sudah ditegaskan dalam Alquran, menyantuni anak-anak yatim itu dijamin masuk surga. “Bagi orang yang menanggung kehidupan anak yatim seperti yang dilakukan Rasulullah SAW, maka Allah SWT menjanjikannya masuk sorga”.
Setidaknya ada tujuh keistimewaan menyantuni anak yatim: Meraih peluang dekat dengan Rasulullah di surga. Diberi predikat abrar (salih atau taat kepada Allah Ta’ala). Perawat anak yatim dijamin masuk surga. Menghindarkan dari siksa akhirat yang pedih. Memperoleh pertolongan dari Allah Ta’ala. Menggapai keberuntungan dan menjadi yang terbaik. Investasi amal untuk akhirat.
Berdasarkan fakta, senyum Nurul Fauziah (6) dan juga anak yatim lainnya saat menerima santunan, ternyata membahagiakan, tidak hanya dirasakan anak-anak penerima, tetapi juga para penyantun. Semoga keikhlasan berbagi terus ada di hati para warga negara tercinta Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Ono Jogja)