BANTUL – Warga Dusun Kuden, Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menolak rentenir dan bank plecit. Mereka memasang tulisan “Rentenir dan Bank Plecit Dilarang Beroperasi di Sini” di sejumlah tempat.
Tulisan penolakan rentenir dan bank plecit itu antara lain terpasang di depan Kopi Kuden. “Di kampungku banyak orang terjerat rentenir. Bahkan sebulan ini ada perempuan yang sampai stress dan meninggal karena hutang. Rumah dijual juga ada karena rentenir,” ujar Taufik Ridwan, Pemilik Kopi Kuden, kepada Wiradesa.co, Selasa (20/12/2022) malam.
Taufik menjelaskan, para pelaku itu sering jajan di Kopi Kuden dan kadang ada orang datang setor hutang kepada orang-orang itu di warung. “Akhirnya semalam, saya usir dan tidak boleh lagi jajan atau duduk di Kopi Kuden,” tegasnya.
Mendapat penolakan dari warga, para rentenir tidak terima dan marah, namun tokoh masyarakat Kuden tetap bersikukuh rentenir dan bank plecit tidak boleh beroperasi di Padukuhan Kuden. “Semalam orangnya mau marah sama saya, lalu saya getak. Saya bilang apa perlu saya undang orang sekampung ke sini,” ujar Taufik.
Sebenarnya para takmir, dukuh, dan LPMD sudah nggak kurang-kurang ngandani warga untuk tidak terjerat hutang. Tetapi warga kampung, walau sudah diperingatkan berkali-kali tetap saja, senang hutang. Memang perlu gerakan bersama untuk ngusir rentenir.
Sebagai tokoh masyarakat, Taufik Ridwan bersama para pamong, takmir masjid, dan lainnya prihatin dengan ulah para rentenir dan bank plecit di wilayahnya. Akibat bank plecit, ada keluarga yang hidupnya tercekik rentenir. “Setahu saya, ada keluarga sampai gali lubang tutup lubang dari para rentenir,” ungkap Taufik.
Untuk mengatasi masalah rentenir, Taufik bersama warga membuat poster bertuliskan “Rentenir dan Bank Plecit Dilarang Beroperasi di Sini. Mulai Sekarang Jangan Suka Ngutang”. Berbagai usaha perlu dilakukan untuk mengusir rentenir. Memang perlu Gerakan bersama untuk mengusir rentenir. (*)