BANTUL – Warga Sentulrejo, Bawuran, bergotong-royong membangun jembatan sesek di Kalipesing. Jembatan yang terbuat dari bambu itu menghubungkan Padukuhan Sentulrejo Bawuran dengan Kedungpring Wonolelo.
Namun jembatan yang dibangun secara gotong royong itu kinter, terseret arus banjir, terbawa arus Sungai Kalipesing. Sehingga warga dari Bawuran ke Wonolelo atau sebaliknya harus memutar dengan jarak yang cukup jauh.
Dengan terseretnya jambatan sesek tersebut, akibatnya mengganggu perekonomian warga setempat. Distribusi kebutuhan pangan, atau sembako, menjadi terganggu. Biaya transportasi menjadi meningkat.
“Alhamdulillah, di dekat jembatan sesek yang terseret arus sungai Kalipesing itu sekarang akan dibangun jembatan permanen,” ujar Rahmat Susilo, warga Sentulrejo, Kamis 10 Juli 2025.
Meski jembatan yang terbuat dari bambu, sudah terbawa arus, namun Rahmat Susilo bangga karena jembatan itu dibangun secara gotong royong, sebuah tindakan warga yang sesuai dengan nilai Pancasila.
Pada Kamis (10/7/2025), Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Jembatan Bulurejo. Jembatan yang menghubungkan wilayah Sitimulyo, Wonolelo, dan Bawuran, merupakan program strategis Pemerintah Kabupaten Bantul.
Panewu Pleret, Evie Nur Siti Fatonah, saat mendampingi Bupati Bantul, merasa gembira karena beberapa proyek pembangunan di wilayah Pleret melibatkan masyarakat. Upaya padat karya ini, menjadi salah satu usaha meningkatkan pendapatan warga kurang mampu.
Sejumlah proyek pembangunan yang diresmikan dan peletakan batu pertama dalam rangka memperingati hari jadi ke-194 Kabupaten Bantul, selain Jembatan Bulurejo, juga peresmian proyek padat karya pembangunan Talud di Padukuhan Karet, Kalurahan Pleret.
Selanjutnya peresmian pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) terpadu di Kalurahan Potorono. (*)








