Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak gunung api. Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, PVMBG, 2021 mencatat Indonesia mempunyai 127 gunung api aktif. Dengan jumlah gunung api yang tersebar hampir merata di seluruh Indonesia.
Guru Besar bidang Ilmu Vulkanologi pada Fakultas Teknik UGM, Prof. Dr. Ir. Agung Harijoko, S.T., M.Eng, IPM., mengatakan gunung api mempunyai dampak kebencanaan yang hebat. Oleh sebab itu upaya mitigasi bahaya gunung api perlu dilakukan untuk mengurangi risiko bencana. Salah satunya melalui penelitian geologi gunung api untuk memahami perilaku erupsi masa lalu. Selanjutnya, pemantauan gunung api membantu memahami perilaku erupsi masa kini untuk melakukan perkiraan erupsi.
“Dengan mempelajari gunung api juga bisa untuk membantu eksplorasi panas bumi, terutama dalam menilai potensi sumber panas yang membentuk sistem panas bumi,” jelasnya, Selasa (20/2) di Balai Senat UGM.
Dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar UGM, Agung menyampaikan pidato berjudul Gunung Api, Sumber Kemakmuran Di Balik Ancaman Bahaya. Ia menyebutkan pengembangan energi panas bumi di Indonesia masih dominan memanfaatkan sistem panas bumi suhu tinggi untuk pembangkit listrik yakni gunung api. Indonesia, yang kaya gunung api, mempunyai potensi energi panas bumi terbesar di dunia, yaitu sebesar 23 GW. Potensi panas bumi tersebut tersebar di hampir seluruh pulau utama Indonesia, terutama pulau-pulau yang mempunyai gunung api seperti Sumatra, Jawa, Bali hingga Flores, serta di daerah Halmahera dan bagian ujung utara dari Lengan Utara pulau Sulawesi.
Dosen Departemen Geologi UGM ini mengatakan energi panas bumi digolongkan sebagai energi bersih. Sebab, energi panas bumi dalam membangkitkan listrik menghasilkan emisi gas CO2 yang jauh lebih kecil dibanding dengan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil. Oleh karena itu, energi panas bumi menjadi solusi dalam pemenuhan energi bersih sesuai dengan program Pemerintah RI dalam pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 29 persen pada tahun 2030 dan mencapai net zero emission pada tahun 2060. Pemerintah mentargetkan pengembangan energi panas bumi dioptimalkan hingga 22 GW dari total sumber daya panas bumi sebesar 23 GW.
“Dengan rencana pengembangan energi panas bumi yang masif, maka geologi sangat berperan di dalam tahap eksplorasi terutama pemahaman vulkanologi karena gunung api adalah rumah bagi sistem panas bumi suhu tinggi,” urainya.