Dapat Hadiah Rp 10 Juta, Kampung Iklim Padukuhan Kroco Bangun Rumah Edukasi

Penggiat lingkungan Kampung Iklim 'Bantala Abyudaya' Padukuhan Kroco, Sugiyanto bersama warga menyelesaikan sarana rumah edukasi. (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Kampung Iklim ‘Bantala Abyudaya’ Padukuhan Kroco Sendangsari, Pengasih, meraih sukses Juara 1 Kampung Berseri Astra (KBA) tingkat Nasional beberapa waktu lalu. Atas prestasi itu Padukuhan Kroco berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan Rp 10 juta dari PT Astra Internasional.

Penggiat lingkungan Kampung Iklim ‘Bantala Abyudaya’ Padukuhan Kroco Sugiyanto mengatakan, uang pembinaan antara lain digunakan untuk pembangunan rumah edukasi sesuai rencana pengembangan empat pilar. Pilar pendidikan, kesehatan, kewirausahaan, dan lingkungan.

“Kami baru saja membeli rumah kayu limasan lawas. Setelah dibongkar dirangkai kembali. Tapi karena kayu lama sebagian sudah rapuh jadi butuh tambahan kayu baru sebagai pengganti. Dan kayu baru kami ambil dari sekitar jadi tak perlu beli. Pengerjaan dilakukan secara gotong-royong,” ujar Sugiyanto yang juga menjabat sebagai danarta Kalurahan Sendangsari saat menerima Wiradesa.co di kediamannya Rabu 4 Januari 2022.

Diterangkan Sugiyanto, pilar pendidikan nantinya menggandeng guru, siswa PAUD dan orangtua untuk menggali kembali dan menanamkan seputar pendidikan karakter kepada anak yang mulai memudar seperti soal adab atau anggah ungguh. Pilar pendidikan kesehatan diantaranya menyasar kader Posyandu agar mengajak anak-anak kembali tertarik kepada bahan pangan lokal yang sehat di tengah gempuran budaya kuliner cepat saji. Sementara pilar kewirausahaan pengembangan usaha keripik bunga pisang yang telah menemukan formula bumbu sehingga didapat rasa sesuai harapan juga pengembangan usaha sirup alang-alang. Sedangkan pilar lingkungan diantaranya memasyarakatkan berbagai budaya lokal yang ramah terhadap lingkungan.

Baca Juga:  Setahun Covid-19: Geliat Transaksi Digital Bersama DANA

Sebagai kampung iklim, menurut Sugiyanto, di Padukuhan Kroco masih banyak pengembangan dan penyempurnaan dari apa yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Misalnya pemasangan biopori belum seluruhnya merata di permukiman warga. Ia juga menghadapi kendala keterbatasan finansial guna mengeksekusi sejumlah program.

“Belum semua rumah pasang biopori. Hingga saat ini baru terpasang 50 biopori di 5 RT. Semua program kampung iklim sudah terdokumentasi di RPJMKal Sendangsari. Sehingga ketika ada pelaksanaan anggaran nantinya bisa dialokasikan,” imbuhnya. (Sukron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *