Menaklukkan Tiga Puncak di Gunung Merbabu

 Menaklukkan Tiga Puncak di Gunung Merbabu

Wartawan wiradesa.co Yuniar Avicenna (kanan) dan rekan-rekan mencapai Puncak Triangulasi (3142 Mdpl) puncak tertinggi di Gunung Merbabu. (Foto: Wiradesa).

MAGELANG-Gunung Merbabu memiliki tiga puncak. Puncak Syarif, Kentengsongo dan puncak Triangulasi. Setiap Puncak terdapat sebuah tugu dengan nama dan ketinggiannya masing-masing.

Triangulasi dengan ketinggian 3142 Mdpl adalah puncak tertinggi di Gunung Merbabu. Tempat yang sangat indah untuk menikmati sunrise.

Mencapai tiga puncak Gunung Merbabu adalah sebuah hal yang menantang. Tak semua pendaki mampu untuk melakukannya. Jalur yang curam dan terjal di sekitar puncak menguras energi dan asa. Ditambah dengan dinginnya udara membuat banyak pendaki memutuskan untuk menaklukkan satu puncak saja.

Dari jalur Wekas, Triangulasi adalah puncak terakhir. Diawali dengan Puncak Syarif, Kentengsongo kemudian Triangulasi. Sebelum puncak terdapat sebuah persimpangan, kiri menuju Syarif dan kanan menuju Kentengsongo dan Triangulasi. Hal itu membuat wiradesa.co dan tim memilih Syarif sebagai target terakhir.

Kami memulai perjalanan puncak pukul 05.30. Mundur 30 menit dari yang direncanakan sebelumnya. Setelah merapikan dan memasukkan barang-barang ke dalam tenda, perjalanan pun dimulai. Barang-barang kami tinggal di tenda. Hanya membawa kompor, beras, sarden, persediaan air dan kopi untuk kami nikmati di puncak.

“Estimasi perjalanan dari Pos III sampai puncak sekitar satu setengah jam,” ucap Aden saat memulai perjalanan.

Pada jalur ini, mulai terdapat batuan-batuan kecil hingga besar. Jalur juga semakin terjal dan curam, ditambah suhu semakin dingin mengharuskan para pendaki untuk lebih berhati-hati. Fokus dan tidak gegabah. Di balik itu, pada ketinggian ini pemandangan sangatlah indah. Gugusan gunung terlihat di sebelah utara. Awan terasa sangat tinggi saat kita lihat dari kota tanpa terasa berada di bawah posisi pendakian. Jejeran bunga Eidelweis dan semerbak baunya menemani hingga puncak.

Bunga edelweis bermekaran di jalur menuju Puncak tertinggi Gunung Merbabu. (Foto: Wiradesa)

Selain jajaran gunung yang menjadi ciri khas, Jalur Wekas juga melewati kawah tua yang masih menyisakan bau belerang. Terdapat sumber air hangat kecil di sekitar kawah. Hanya perlu turun sedikit untuk sampai di aliran air kawah. Namun belerang yang sangat pekat tentu membuat air ini tidak dapat dikonsumsi.

Baca Juga:  Ngangeni Nikmatnya Soto Sapi Pak Syamsul di Pasar Kolombo

Selain itu juga terdapat jalur yang disebut Geger Sapi, sebuah jalur yang diapit oleh dua jurang namun menyajikan pemandangan yang luar biasa indah.

Kami pun sampai di Puncak Kentengsongo sekitar pukul 07.00. Saat itu puncak sudah ramai oleh para pendaki. Terlihat ada yang tengah memasak, berfoto ria, selebrasi dan menyeduh kopi. Sembari menunggu kabut yang masih tebal kami pun memutuskan untuk memasak di puncak ini. “Memang beda rasanya minum kopi di kos sama di gunung,” celetuk Izul. “Hidup bukan sekadar tidur di kos kawan,” sambung Fahril. Tawa kami pun pecah seketika.

Kemudian pendakian berlanjut untuk menaklukkan puncak Triangulasi. Tak begitu jauh dari Kentengsongo. Hanya butuh waktu sekitar 20 menit perjalanan. Dari puncak ini dapat melihat pos-pos camp jalur Selo dan Swanting. Pemandangan sabana yang indah tak terhalangi apa pun dari sini. Sebagai puncak tertinggi, Triangulasi tentu menjadi target utama para pendaki Gunung Merbabu.

Setelah puas menikmati pemandangan kami pun turun. Masih terdapat satu puncak yang belum kami taklukkan. Kami menuju puncak Syarif yang searah jalur menuju tenda. Saat sampai persimpangan kami berhenti dan beristirahat. Tak kuat melanjutkan, saya dan Fahril menunggu di pos persimpangan. Aden dan Izul melanjutkan penaklukan terakhirnya. Tiga puncak pun tertaklukkan.

Sekitar pukul 11.00 baru turun menuju tenda. Melewati rute yang sama seperti saat menuju puncak. Bersantai sebentar saat sampai di tenda. Setelah selesai melipat tenda dan barang-barang saatnya meyakinkan diri untuk turun dan mengakhiri pendakian. (Yuniar Avicenna/selesai)

Redaksi

Mandirikan Desa Sejahterakan Rakyat

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar

%d blogger menyukai ini: