Kelok Mertan View, Tempat Favorit Bikin Konten Video KA

Andi Pranoto, konten kreator asal Temon, melambaikan tangan sembari mengabadikan perjalanan KA Gajah Wong dengan kamera di Kelok Mertan View. (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO-Kelok Mertan View di Padukuhan Mertan Kalurahan Sukoreno, Sentolo merupakan spot favorit bagi para konten kreator untuk mengambil video dan kemudian diunggah ke berbagai platform media sosial. Mereka yang sering ke lokasi khususnya para konten kreator yang mengambil konten perkeretaapian.

Andi Pranoto, konten kreator dari Kedundang, Temon mengungkapkan hampir setiap hari ia datang ke spot Kelok Mertan View untuk mengambil live video untuk akun TikTok miliknya. Selain itu ia juga ngonten di akun YouTube dan Instagram. “Nama akunnya Roda Besi,” kata Andi kepada wiradesa.co Selasa 23 Januari 2024.

Andi mulai intensif menggeluti pekerjaannya tak lama setelah resign sebagai cleaning servis di Stasiun Kereta Api (KA) Bandara YIA. Selain ngonten live TikTok dia juga jualan di TikTok Shop.

Di Kulonprogo, beberapa lokasi dinilai punya spot bagus untuk bikin konten tentang perkeretaapian. Yaitu spot Jembatan Beling Ngelo Gunungrawas. “Kalau ke luar daerah pernah bikin konten di Tumiyang Banyumas, ke Kawasan Pantai Jodo Batang. Kalau di Pantai Jodo bagusnya spot pantai berada di pinggir rel. Kalau di Kulonprogo salah satu spot yang bagus di Kelok Mertan View ini,” imbuhnya.

Baca Juga:  Kankemenag Kulonprogo Raih Juara 2 Arsiparis Teladan Nasional

Kelok Mertan View punya keunikan leter S pada rel kereta api. Pengambilan foto bisa diambil dari atas salah satu sisi tanggul dengan jarak pengambilan video mulai dari view jauh kereta datang dari selatan atau dari arah Stasiun Wates. KA akan melalui tikungan leter S dan akan menghilang di kejauhan. Durasi video yang bisa diambil dari KA mulai nongol kelihatan dari balik tikungan sampai hilang di tikungan berikutnya sekitar satu menit.

“Karena lokasi menikung juga masih dalam batas kecepatan 60 km perjam, jadinya video masih enak ditonton. Kalau trek rel lurus mungkin kecepatan akan lebih tinggi lagi sehingga durasi akan lebih singkat,” terang Andi.

Karena hampir tiap hari ngonten di Mertan, Andi dan beberapa orang konten kreator berinisiatif membikin tempat berteduh dari bahan paranet dan diikat ke pepohonan. Dia juga membuat tempat duduk kayu. Sebagai perlengkapan bikin konten ia juga menyiapkan dua kursi portabel dan penyangga kamera. Fasilitas tempat duduk dari bambu dan gazebo juga disediakan pihak Kalurahan Sukoreno lewat program Pacak Sepuran.

Baca Juga:  Ketika Seniman Menerjemahkan Sebagian Isi Alquran

Selain para konten kreator, kawasan Kelok Mertan View ramai setiap akhir pekan dan hari libur. Saat akhir pekan kawasan tersebut ramai oleh para orangtua yang momong mengajak anak melihat wira-wiri KA lewat.

Sebagai seorang konten kreator yang seringkali nongkrong di lokasi tersebut, Andi sampai hafal jam KA lewat. Kepada wiradesa.co ia mengatakan sebentar lagi pada 15.07 KA Gajah Wong akan lewat. Benar saja tak lama KA Gajah Wong terdengar dari kejauhan dan lewat. Berikutnya giliran KA Taksaka melintas pada 15.20. “KA jarak jauh berikutnya Logawa akan melintas pukul 16.47. Lainnya KA lokal macam kereta bandara,” imbuhnya.

Selain Andi, sejumlah konten kreator dari komunitas pilot drone juga tengah mengambil gambar. Perangkat drone yang digunakan punya spesifikasi kecepatan untuk mengambil video objek bergerak dalam kecepatan tinggi seperti KA.

Kehadiran para konten kreator, Yotuber dan para orangtua yang datang mengajak anak, menjadi berkah tersendiri bagi Widya Asih. Widya Asih kini membuka warung minuman tak jauh dari lokasi para konten kreator mengambil gambar. Ia jualan minuman mulai dari air mineral es teh hingga kopi. Tersedia pula jajanan ringan.

Baca Juga:  Lurah Bendung Didik Rubiyanto: Membangun SDM Berdampak Positif Bagi Pertumbuhan Ekonomi

“Tambah penghasilan dari jualan. Ramai tiap Sabtu Minggu dan hari libur. Yang jajan ya mereka yang datang untuk bikin konten. Dari siang sampai sore. Kalau akhir pekan banyak anak-anak dan orangtua yang momong. Dari pagi sampai sore. Kalau hari biasa ramainya pada siang sampai sore,” kata Widya Asih. (Sukron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *