Memacu Kembali Semangat Gotong Royong dari Kampung

Warga ngecor jembatan jalan sisi selatan kampung Grogol. (Foto: Wiradesa)

SLEMAN – Warga Grogol, Kalitirto, Berbah, Sleman, terus memacu semangat gotong-royong untuk pembangunan kampung. Tahap demi tahap dilakukan bersama dan memeras keringat untuk kepentingan kampung mereka.

Di era digitalisasi dan menguatnya individualisme, ternyata ada kampung yang warganya tetap menjaga budaya gotong-royong. Mereka secara kolektif mewujudkannya dalam sebuah tindakan nyata demi masa depan yang lebih baik.

Pada Minggu pagi, 18 Juni 2023, warga dengan semangat dan kompak bekerja di sepanjang jalan sisi selatan kampung. Ada yang meratakan jalan, ada yang bersih-bersih, ada pula yang ngecor jembatan.

Ketua RW 14 Grogol, Istiyarno, mengatakan semangat gotong-royong adalah ruh dan budaya bangsa Indonesia. “Walaupun sederhana, semangat ini bisa mempercepat pembangunan suatu kampung, daerah, maupun negara,” katanya.

Sebagian warga meratakan jalan, sebagian lagi membersihkan rumput dan sampah plastik. (Foto: Wiradesa)

Istiyarno mengatakan gotong-royong atau kerja bakti juga menjadi salah satu kewajiban warga sebagaimana yang diatur dalam AD/ART RW 14 Grogol. Apabila tidak bisa ikut kerja bakti, maka harus izin dan bayar iuran.

Istiyarno yang memimpin Grogol sejak Desember 2022, menambahkan untuk pembangunan jalan sisi selatan kampung termasuk program jangka menengah dan jangka panjang. Ngecor jembatan adalah jangka menengah, sedangkan jangka panjangnya nanti akan dicor sepanjang jalan.

Baca Juga:  Beragam Awal Puasa 2022, Muhammadiyah Sabtu, NU Minggu, Aboge Senin

Menurut alumni Universitas Widya Mataram Yogyakarta ini, dana yang digunakan untuk pembangunan jalan adalah swadaya masyarakat. Hal ini sesuai dengan salah satu misi RW 14 Grogol, yaitu memberdayakan peran aktif warga dalam kegiatan sosial dan pemantapan pembangunan.

“Kerja bersama untuk kenyamanan bersama. Jadi, kami akan terus mengupayakan untuk merampungkan dan menuntaskan pembangunan kampung, karena manfaatnya tentu sangat besar,” imbuh Pak RW kelahiran Klaten, 10 April 1963 ini.

Dia pun berharap semangat gotong-royong terus terpatri dari generasi ke generasi. Satu sama lain saling bahu membahu untuk kemajuan dan kebaikan suatu kampung, daerah, maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Ilyasi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *