Kelompok Difabel di Kaliagung Tekuni Produksi Keripik Tempe Benguk

 Kelompok Difabel di Kaliagung Tekuni Produksi Keripik Tempe Benguk

Sukirdi menunjukkan produk keripik tempe benguk setelah dikemas. (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Koro benguk, bisa diolah menjadi tempe benguk. Setelah berwujud tempe bisa dimasak menjadi sengek. Sengek, salah satu ikon camilan khas di Kulonprogo.

Di Kulonprogo, salah satu sentra penghasil koro benguk ada di Kalurahan Kaliagung, Sentolo. Selain dimasak menjadi sengek, hampir setahun ini koro benguk juga diolah menjadi tempe keripik.

Dapur produksi keripik tempe benguk berada di Padukuhan Tegowanu. Pengolah keripik tempe benguk Sukirdi menuturkan, produknya dinamai muchuna chip.

“Muchuna kurang lebih artinya makanan yang terbuat dari pohon yang menjalar. Benguk itu tanamannya merambat,” kata Sukirdi, Minggu 14 Januari 2024.

Menurut Sukirdi, kebun yang ditanami koro benguk di Kaliagung cukup luas. Mencapai sekitar 27 hektar. Jadi, pembuatan keripik tempe benguk tak kesulitan bahan baku. Produksi keripik tempe benguk pun tak kenal libur.

“Stok bahan baku koro benguk selalu ada. Beli dari petani sudah kering tanpa kulit,” sambungnya.

Pemrosesan koro benguk menjadi keripik tempe benguk tidak sebentar. Butuh beberapa tahapan. Koro benguk awalnya direbus untuk menghilangkan cangkang. Perebusan di atas kompor kurang lebih satu setengah jam.

Tahap berikutnya perendaman. Perendaman, proses yang sangat penting. Proses perendaman ini butuh waktu hingga dua hari dua malam. “Perendaman dimaksudkan untuk membuang kandungan racun di koro benguk,” imbuhnya.

Setelah direndam dua hari dua malam, benguk diiris, dicacah lebih kecil agar lembut. Setelah diiris, direbus kembali sampai mendidih sekitar 10-20 menit.

Koro benguk diangin-anginkan setelah dingin dilanjutkan dengan peragian. Ragi ditaburkan secukupnya. Digangsur dan ditambahkan tepung tapioka secukupnya. Gangsur lagi hingga merata.

“Saat ragi sudah tercampur, tepung tapioka juga sudah masuk tinggal dibungkus dengan plastik memanjang lalu diikat. Lubangi plastik pembungkus dengan tusuk sate. Diamkan bungkusan tempe dan tutupi pakai kain sekitar sehari semalam biar cepat jadi tempe,” tuturnya.

Baca Juga:  Difabel Ikut Jadi Sasaran Vaksin di Polres Purbalingga

Setelah padat dan berubah jadi tempe, proses selanjutnya mengolah tempe benguk menjadi keripik tempe benguk. Caranya dengan mengiris tempe benguk tipis-tipis. Bumbui dengan larutan garam dan kaldu jamur. Goreng krispi dan di-spinner. Setelah keripik tempe benguk matang dan renyah tinggal dikemas. Perkilo keripik tempe benguk laku Rp 95 ribu. Pemasaran keripik tempe benguk tidaklah sulit. Dan terbilang laku sehingga proses produksi bisa berlangsung kontinyu.

Tempe benguk diiris tipis setelah itu dibumbui lalu digoreng menjadi keripik tempe benguk. (Foto: Wiradesa)

Uniknya, keripik tempe benguk bisa menjadi sarana pemberdayaan kelompok warga di Kaliagung. Proses produksi dijalankan Sukirdi bersama delapan orang dalam wadah kelompok difabel Santika, Kalurahan Kaliagung.

“Usaha keripik tempe benguk masih menjadi usaha yang kami geluti bersama dalam wadah kelompok difabel. Proses produksi kami kerjakan bersama dengan berbagi tugas. Sehari-hari ada yang mengolah koro benguk jadi tempe. Ada yang memotong tempe benguk, ada juga yang bertugas menggoreng hingga matang. Untuk margin untung dari harga jual dikurangi biaya produksi perkilo bisa untung 25-30 persen,” pungkasnya. (Sukron)

Redaksi

Mandirikan Desa Sejahterakan Rakyat

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar

%d blogger menyukai ini: