KEBUMEN – Batik, warisan budaya Nusantara yang sudah menyebar. Ada di hampir seluruh penjuru negeri. Banyak hal yang dilihat dari batik seperti motif, teknik, jenis kain, jenis pewarna.
Hal itu terlihat pula dari batik pegon yang menjadi salah satu media yang menggambarkan kisah keluarga inklusif. Perihal batik, keluarga inklusif yang anggotanya berkebutuhan khusus, menjadikannya sebagai sarana berkarya.
“Goresan pola pada kain ini dapat memotivasi untuk berkreasi sehingga mereka tidak hanya mengandalkan lewat bantuan saja. Anggota keluarga inklusif dapat membuat karya yang bisa diterima masyarakat. Semua menjadi belajar hidup lebih mandiri,” kata Yaya Septia, salah satu pengurus Rumah Inklusif Kebumen kepada Wiradesa.co, Jumat, 30 April 2021.
Batik pegon mulai dikenal keluarga inklusif sejak 2018. Bermula sejak kedatangan tamu dari Jakarta dan Rumah Batik Palbatu. Dituturkan Yaya, tamu tersebut mengajari keluarga inklusif membatik pegon sebagai gambaran kisah keseharian keluarga inklusif. Oleh sebab itu, batik pegon biasanya dibuat dalam bentuk edisi seperti pangestuti.
Berkunjung ke Joglo Inklusif di Desa Kembaran, Kecamatan Kebumen, Yaya menerangkan tentang pemaknaan batik pegon edisi pangestuti. Batik itu menjelaskan tentang stop tindakan kekerasan kepada difabel. Hendaknya, kita sebagai manusia harus saling mengasihi. Jangan membedakan suku, ras, agama dan antargolongan.
Batik pegon inklusif dipasarkan melalui online. Selain itu, keluarga inklusif juga mempunyai cara tersendiri dengan kegiatan pegon show. Batik pegon, perlahan mulai dikenal masyarakat luas. Untuk harga kain batik pegon sekitar Rp 200 ribu dan selendang Rp 150 ribu. Edisi batik yang paling banyak diminati yakni srawung, tegar, kukuh, tulada.
Batik Pegon ternyata juga pernah dibeli oleh orang luar negeri dari Thailand dan Singapura. “Mereka sangat mengapresiasi karya keluarga inklusif,” sambung Yaya. Batik pegon dapat memotivasi anggota inklusif menciptakan karya. Semua bisa berpenghasilan atas kerja kerasnya. Walaupun berkebutuhan khusus semangat berkarya tetap membara. Setiap kain edisi batik pegon pasti mempunyai makna tersendiri tentang kisah keluarga inklusif. (Nur Anggraeni)