Wasito, 36 Tahun Bikin Kuda Lumping

 Wasito, 36 Tahun Bikin Kuda Lumping

Wasito dengan kuda lumping karyanya. (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Beragam ukuran kuda lumping pernah dibuat Wasito. Dari ukuran kecil untuk anak SD hingga kuda lumping raksasa untuk properti pameran seukuran panjang 7 meter tinggi 3 meter.

“Bikin kuda lumping ukuran kecil sampai besar. Yang ukuran besar masih ada di Balai Langit,” ucap Wasito sembari menunjuk arah Balai Langit yang berlokasi tak jauh dari kediaman sekaligus workshopnya di Padukuhan Kidulan RT 21 RW 11, Salamrejo, Sentolo.

Suka berkreasi membuat kerajinan dan benda-benda seni diakui Wasito sudah sejak kecil. Hanya saja, proses kreatif membuat kuda lumping, barongan, topeng, karakter wayang golek, patung karakter prajurit, punokawan, alat musik angklung, baru dimulai 1987. “Kalau riwayat pekerjaan dulu pernah kerja di pabrik teh. Lalu jadi driver di salah satu travel. Kalau untuk terjun bikin karya seni dan kerajinan kuda lumping mulai 1987 berarti sudah jalan 36 tahun,” kata pemilik Bamboo Horse Craft saat ditemui wiradesa.co, Selasa 24 Januari 2023.

Di usianya yang tak lagi muda, Wasito masih produktif dengan karya-karyanya, terutama kuda lumping. Kondisi pandemi yang sempat membuat usahanya anjlok kini dirasa mulai kembali pulih meski belum ramai pesanan seperti dulu. “Banyaknya gelaran jathilan, oglek, incling, berpengaruh pada pesanan kuda lumping. Saat ini tengah mengerjakan kuda lumping pesanan dari daerah Wates,” imbuhnya.

Wasito pun menerangkan, sama-sama menggunakan kuda lumping namun pertunjukan seni yang ditampilkan bisa sedikit beda. Bentuk kuda lumpingnya juga tak sama. Pada jathilan klasik jumlah kuda lumping yang dimainkan sebanyak delapan. Sedangkan pada seni oglek jumlah kuda lumping yang dimainkan cuma 4. Pada kuda lumping klasik bentuk kepala menunduk sementara pada oglek kepala agak ke atas. “Pada pertunjukan incling beda lagi. Hampir sama dengan oglek tapi bentuk punggung kuda rata sampai belakang tak ada cekungan seperti pada punggung kuda lumping untuk oglek,” jelasnya.

Baca Juga:  Bank Samiun Masuk Sekolah
Karakter topeng pada pertunjukan jathilan karya Wasito. (Foto: Wiradesa)

Harga satu kuda lumping standar jathilan kini dijual kisaran harga Rp 450 ribu. Sedangkan topeng pelengkap main jathilan macam karakter cepet, barongan, goplek, penthul dan bejer, kisaran Rp 500 ribu dan Rp 700 ribu. Karya hasil tangan dingin Wasito terlihat halus. Khusus topeng terbuat dari kayu waru.

“Pemasaran pernah dapat pesanan dari Bali untuk topeng dari sabut kelapa. Pernah pula dapat pesanan dari seorang dosen di Amerika Serikat untuk wayang golek. Selebihnya kuda kepang atau kuda lumping kebanyakan pesanan masyarakat lokal, seputar Yogya, Magelang, Solo,” pungkasnya. (Sukron)

Sukron Makmun

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar

%d blogger menyukai ini: