Kehadiran TPS Khusus, Upaya Menjaga Demokrasi di Hulu

Dialog Pojok Bulaksumur tentang kesiapan TPS Khusus di UGM menjelang pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2024. (Foto: Wiradesa).

YOGYAKARTA-Tim Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan relawan pengawas independen Pemilu 2024 di TPS Khusus UGM telah menjalani pembekalan sehingga siap menghadapi agenda pemungutan suara pada 14 Februari 2024 mendatang. Hal itu disampaikan Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan UGM Dr Hempri Suyatna pada acara Pojok Bulaksumur, Rabu 7 Februari 2024.

“Kesiapan sudah mencapai 95 persen. TPS khusus diperuntukkan bagi 2611 pemilih yang sudah terdaftar di DPT. Mereka akan menggunakan hak pilih di lima lokasi asrama mahasiswa dengan jumlah TPS ada sembilan,” ucap Hempri.

Lima lokasi asrama mahasiswa yaitu di Asama Ratnaningsih Kinanti 1, Ratnaningsih Kinanti 2 dan 3, Ratnaningsih Sendowo, Darmaputra Santren dan Darmaputra Karanggayam. Para mahasiswa yang terdaftar dalam DPT TPS Khusus bukan hanya dari UGM tapi juga dari kampus-kampus di sekitar UGM. Diantaranya dari STIKES Panti Rapih, UPN, UII, STPMD APMD dan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Guna mendukung penyelenggaraan Pemilu di TPS Khusus tersebut telah terbentuk KPPS yang berjumlah 63 orang dan dua orang tenaga linmas di masing-masing TPS. Para anggota KPPS dan pengawas independen telah mendapat pembekalan berupa Bimtek dari KPU Sleman, dan Bawaslu Sleman.

Baca Juga:  Regulasi Kampanye Online Belum Maksimal Akibatkan Misinformasi Kampanye di Medsos

“Untuk pengawas independen direkrut dari mahasiswa UGM lintas fakultas. Seleksinya ketat dari 273 pendaftar yang lolos 36 atau empat mahasiswa pengawas independen di tiap TPS,” imbuh Hempri.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni Dr Arie Sujito menuturkan, UGM secara moral memfasilitasi TPS yang akan dipakai mahasiswa tapi yang terpenting bukan semata mereka hadir ke TPS untuk menyalurkan hak pilih tapi kehadiran mahasiswa di TPS khusus itu sudah masuk dalam ranah pendidikan politik dan punya makna pembelajaran.

Sementara Dekan Fisipol UGM Wawan Masudi mengatakan, kehadiran TPS Khusus sebagai upaya menjaga demokrasi di hulu. “Ini merupakan inisiatif untuk menjaga kualitas demokrasi dari sisi akar rumput. Suara rakyat akan terfasilitasi secara optimal. Karena, setiap pemilih meski hanya satu orang harus difasilitasi maksimal,” kata Wawan. (Sukron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *