MUTU Durian bisa diperhitungkan dari enam indikator. Keenam indikator itu meliputi bobot atau berat durian, warna buah, rasa daging, tekstur daging, biji atau pongge, dan waktu penyimpanan.
Berdasarkan pengamatan Kang Mul (Mulyono Harsosuwito), standar minimal mutu Durian jika ukuran buah sedang dengan bobot 1,6 sampai 2,5 kilogram per buah. Jika kurang dari 1,6 kg itu terlalu kecil dan kalau lebih dari 2,5 kg itu sudah dinilai besar.
Kemudian daging buah berwarna kuning muda hingga kuning tua atau tembaga. Jika warnanya lain dari warna tersebut, maka tidak standar. Sedangkan rasa daging buah umumnya manis legit atau manis legit sedikit pahit.
Tekstur buah pulen atau lembut dan kering. Jika terlalu basah, maka itu bukan standar. Untuk porsi edible atau jumlah daging buah minimal 30 persen dengan ketebalan daging buah minimal 10 mm.
Selanjutnya biji yang standar, bentuknya kecil atau kempes dengan berat maksimal 5 gram per biji. Jika ponggenya besar, maka itu di luar standar. Buah Durian bisa dipetik di pohon antara kurang atau lebih 5 hari sebelum jatuh.
Untuk standar minimal kualitas Durian waktu penyimpanannya minimal 7 hari atau tidak boleh melebihi seminggu. Karena jika Durian disimpan lebih dari 1 minggu setelah jatuh, maka sudah tidak standar lagi.
Peneliti Durian, Widyastuti, menyebutkan, Durian merupakan buah berduri dan bila dibelah di dalam buahnya terdapat ruang-ruang yang biasanya berjumlah lima. Setiap ruangnya berisi biji (dalam bahasa Jawa disebut pongge) dilapisi daging buah yang lembut, manis dan berbau sangat tajam. Jumlah bijinya beragam, tetapi rata-rata 2 sampai 5 buah. Warna buahnya bervariasi dari putih, krem, kuning sampai kemerahan.
Durian merupakan tanaman asli dari kawasan AsiaTenggara yang beriklim tropika basah, khususnya di Indonesia, Malaysia dan Thailand. Sebagai negara penghasil Durian, Indonesia masih belum bisa mengelola dengan baik. Hal ini dibuktikan kebanyakan Durian di pasaran merupakan buah Durian impor dari Thailand. (*)
