Bermisi Inklusif SDIT LHI Programkan Psikoedukatif, Sediakan Psikolog, dan Laksanakan “Home Visit”

Ustadzah Ria dan Ustadz Fajar saat berkunjung ke rumah Shaliha, siswi kelas 3B SDIT LHI. (Foto: Wiradesa)

YOGYAKARTA – Salah satu misi Sekolah Dasar Islam Terpadu Luqman Al Hakim Internasional (SDIT LHI) Yogyakarta adalah menjadi sekolah inklusif. Sekolah yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik, baik yang memiliki kelainan maupun bakat istimewa untuk mengikuti pembelajaran, bersama para peserta didik lainnya.

Untuk merealisasikan misi tersebut, sekolah memrogramkan psikoedukatif. Pengelola SDIT LHI yang beralamat di Jl. Karanglo, Jogoragan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyediakan psikolog dan melaksanakan kunjungan ke rumah siswa yang berkebutuhan khusus. “Selain layanan konsultasi dan treatment, pihak sekolah juga melaksanakan ‘home visit’ ke siswa yang memiliki kelainan,” ujar Ustadzah Maria, Jumat 29 Juli 2022.

Pada Jumat lalu, Ustadzah Ria bersama Ustadz Fajar berkunjung ke rumah Shaliha, salah satu siswi kelas 3 B SDIT LHI. Shaliha merupakan anak istimewa yang memerlukan perhatian khusus. Dengan kondisi fisik dan psikisnya, awalnya anak ini tidak mau sekolah. Saat sekolah dalam proses belajar mengajarnya menggunakan online, Shaliha tak mau zoom. Ketika offline, anak ini juga kurang bersemangat masuk sekolah.

Namun dengan program psikoedukatif dan melibatkan orangtua, alhamdulilah anak Shaliha mulai bersemangat untuk belajar di sekolah. Bahkan saking semangatnya, anak ini minta masuk sekolah, meski sekolahnya libur. Cuma kondisi fisik dan psikisnya masih belum stabil, serta ditambah keadaan keluarga yang tidak ideal. Pihak orangtua (ayah single parent) dan sekolah terus berupaya untuk menghantarkan anak Shaliha menjadi anak yang mandiri dan shalihah. Tentunya juga terhadap para siswa lainnya.

Baca Juga:  Abuya KH Muhammad Thoha Alawy Al-Hafidz, Ulama Al-Quran Banyumas Tutup Usia

SDIT LHI Yogyakarta memiliki visi “Terwujudnya generasi Islam yang memiliki fisik dan karakter kuat, menguasai prinsip dasar keilmuan, dan berkontribusi untuk kebaikan dunia”. Sedangkan misinya, antara lain penanaman nilai karakter 7L, capaian tahsin dan tahfidz Alqur’an, penguasaan Bahasa Inggris, pengembangan potensi siswa dan guru, sekolah ramah anak berbasis budaya, dan manajemen sampah sekolah.

Untuk merealisasikan visi dan misi, pihak sekolah merancang program sekolah, unit plan, jadwal pelajaran, dan target capaian. Juga memrogramkan keterlibatan orangtua atau walisiswa untuk aktif berkontribusi dalam menyiapkan peserta didik agar kelak menjadi pemimpin peradaban. Keterlibatan orangtua itu, antara lain kegiatan Teacher and Parents Meeting (TPM), LHI Parents Academy (LPA), dan Quality Time with Parents

Para orangtua dan wali siswa saat mengikuti acara Teacher and Parents Meeting di SDIT LHI, Sabtu 30 Juli 2022. (Foto: Wiradesa)

Para Ustadz dan Ustadzah SDIT LHI terus berusaha mensikronkan antara program sekolah, unit plan, jadwal pelajaran, dan target capaian. Ada Weekly Program, Quality Time with Students, dan LHI Student Expo (LSE). Biasanya LSE dilaksanakan di akhir tahun ajaran dan para siswa disediakan panggung untuk unjuk kemampuan seni tari, nyanyi, puisi, ngaji, bermain musik, dan seni lainnya. Juga ada stand pameran untuk memamerkan karya siswa, mulai dari kelas 1 sampai 6.

Baca Juga:  Psikolog UGM Sebut Lato-lato Bisa Kurangi Ketergantungan Anak Main HP

Kepala SDIT LHI Ustadzah Mulatiningsih menjelaskan program sekolah meliputi Dewan Kehormatan Sekolah (DKS) yang mengajarkan tentang kepemimpinan. Kemudian Market Day (kewirausahaan), Pramuka (kepemimpinan), dan Ekstrakurikuler (wajib, pilihan dan berbayar). Ekstrakurikuler ini antara lain ada Renang, Futsal, Sains, Animasi, Nyanyi, Menggambar, Robotik, Cinematografi, LHI Music School, Baca Tulis, Math Club, Plego Block, dan Scince Club. Sedangkan Program Belajar meliputi Setor hafalan, Renang, Senam Sehat (Jumat bersih), dan Outing Class.

Peserta ekstrakurikuler renang. (Foto: Wiradesa)

Untuk pembelajaran di kelas 3, Unit Plan dengan Tema 1: ”Love All Living Things”. Pekan pertama, menemukan macam-macam makhluk hidup ciptaan Allah dengan pengamatan secara langsung di sekitar lingkungan sekolah. Kemudian menyimpulkan komponen biotik dan abiotik dari hasil pengamatan, dan memahami keterkaitan antar komponen dalam ekosistem.

Selanjutnya Pekan kedua, memahami bahwa Allah tidak menciptakan makhluknya secara sia-sia. (QS Sad; 27). Kemudian berdiskusi tetang Asmaul Husna bahwa Allah mengukur segala sesuatu sesuai takarannya. Pembiasaan mengucap kalimat thoyibah sebagai wujud rasa syukur dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, dan penguatan terkait berbagai jenis ekosistem.

Baca Juga:  Pandemi Berkepanjangan, UGM Siapkan Tim Psikolog 

Pekan ketiga, menentukan permasalahan ekosistem, tanaman yang punah atau tidak terawat, gangguan ekosistem. Pekan keempat, menemukan keistimewaan makhluk ciptaan Allah dari pengamatan dalam kelompok, dan mempresentasikan hasil diskusi keistimewaan setiap makhluk hidup. Pekan kelima, Outing cara perawatan dan budidaya hewan dan tumbuhan. Kemudian menemukan cara perawatan dan pembudidayaan hewan dan tumbuhan dengan tepat. Refleksi dari kegiatan Outing dan hasil diskusi dengan orangtua, serta praktik langsung merawat tanaman yang dibawa dari rumah ke sekolah.

Pekan keenam, mengenal bahan alami dan bahan buatan. Menghias pot dari berbagai bahan yang ada, dan refleksi tematik Tema 1 “Love All Living Things”. Diharapkan peserta didik SDIT LHI sejak awal menyayangi semua makhluk hidup. Saling membantu, tolong menolong, tidak merusak lingkungan, dan bermanfaat bagi kehidupan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *