KEBUMEN – Grup Hadroh Al Kareem, terhitung berusia belia. Grup beranggotakan anak-anak dari Kuwangsan Ampih, Buluspesantren lahir tiga bulan lalu.
“Kami baru tampil perdana Kamis 16 Desember lalu pada acara khitanan,” kata Ustaz Baihaqi dan Kiai Mohtar Nawawi selaku pelatih dan pembina grup hadroh Al Kareem.
Menurut Baihaqi, grup hadroh didirikan sebagai media untuk bersyiar dan memberikan pemahaman Islam itu indah. Grup hadroh menambah motivasi anak-anak saat mengaji dan bersholawat. Langkah itu sekaligus sebagai sarana bagi anak-anak agar teralihkan dari aktivitas bermaih game online.
Dikatakannya, pada masa pandemi kegiatan sekolah menggunakan media online belajar jarak jauh, menjadikan lebih banyak waktu luang. Meskipun tugas-tugas sekolah sebenarnya padat, namun anak-anak cenderung memanfaatkan kelonggaran jam belajar ini dengan bermain game online.
“Jadi, menurut kami banyak kegiatan anak-anak yang tidak bermanfaat, karena itu dibentuklah grup hadroh untuk memberikan kegiatan positif bagi mereka,” terangnya sembari menjelaskan jadwal latihan dilakukan dua kali seminggu.
“Kadang-kadang hanya sekali seminggu. Khusus pada waktu persiapan tampil perdana porsi latihan diperbanyak, kebetulan sekolah juga sedang libur, jadi tidak mengganggu kegiatan sekolah,” imbuh Baihaqi yang juga lulusan Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang, Minggu 2 Januari 2022.
Meski belum lama berlatih, namun penampilan perdana di panggung tak mengecewakan. Hal itu tampak dari respons penonton dan orang tua anak-anak. Mereka terlihat semakin percaya diri atas sambutan dari penonton. “Meski masih tampak ada kekurangan, namun kepercayaan diri anak-anak sudah terbangun,” kata Kiai Mohtar Nawawi mengomentari penampilan perdana Al Kareem.
Lebih jauh Baihaqi menjelaskan, sebetulnya ia tidak menyangka akan tampil pentas dalam waktu dekat. Sebab masih ada beberapa kendala teknis yang harus diatasi, yaitu kemampuan anak-anak dalam menyatukan irama tabuhan, untuk vokal masih perlu memberikan pelatihan membaca teks berbahasa Arab, dan hal-hal lain yang sifatnya situasional, yaitu membuat harmonisasi irama tabuhan dengan vokal sehingga terdengar indah.
“Jadi, pada pentas perdana kemarin, kami benar-benar mendapatkan ruang untuk menempa kepercayaan diri. Semoga penampilan-penampilan selanjutnya akan lebih baik lagi,” tuturnya.
Kiai Mohtar maupun Baihaqi berharap kegiatan hadroh akan bertahan sebagai sebuah kegiatan positif bagi anak-anak. “Butuh kesabaran ekstra mengelola 15 personel untuk bisa menjadi lebih baik,” pungkas Baihaqi menutup perbicangan. (Eko Wahyudi)








