“Selamat Datang Destinasi Wisata Sentra Citak Boto, Dusun Ngampon, Sitimulyo, Piyungan, Bantul”. Inilah tulisan yang terpasang di sudut area pembuatan batu bata di wilayah Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Belum banyak yang tahu jika lokasi pembuatan batu bata tersebut akan dijadikan destinasi wisata. Bahkan para perajin batu bata, warga Padukuhan Ngampon, tidak tahu jika tempatnya mengais rejeki akan dibangun sarana dan prasarana penunjang objek wisata tematis.
Salah seorang perajin batu bata, Basuki mengaku belum tahu tentang rencana Pemerintah Kalurahan Sitimulyo menjadikan tempat pembuatan batu bata di Padukuhan Ngampon menjadi destinasi wisata. Tapi dia sudah baca papan pengumuman yang dipasang di dekat lahan yang disewanya untuk pembuatan batu bata.
“Sakniki rekoso mas (sekarang susah mas),” ujar Basuki, perajin batu bata warga Ngampon saat ditemui Wiradesa di tempat kerjanya, Kamis 28 November 2024. Saat itu Basuki bersama istrinya sibuk menutupi batu bata cetakannya, karena mendung terlihat hitam, dan hujan mulai turun.
Di sela gubuk tempat pembakaran batu bata, Basuki menjelaskan untuk memproduksi batu bata selama ini, dia harus sewa lahan dan membeli tanah untuk bahan baku batu bata. Sewa lahannya Rp 2.500.000 per tahun. Sedangkan beli tanahnya Rp 550.000 per truk.
Harga jualnya, jika mengantar Rp 650.000 per 1.000 batu bata. Jika mengambil sendiri di tempat pembuatan Rp 500.000 per 1.000 batu bata.
Saat ini, menurut penuturan Basuki, susah untuk menjual batu bata. Karena masyarakat, khususnya developer perumahan, banyak menggunakan bahan lain, seperti batako dan hebel atau bata putih ringan, untuk mendirikan rumah.
Dengan adanya rencana menjadikan tempat produksi batu bata menjadi destinasi wisata, Basuki dan juga perajin batu bata lainnya berharap perajin jangan sampai ditinggalkan. Mereka ingin dilibatkan agar memperoleh pendapatan dari pariwisata.
Kalurahan Sitimulyo terdiri dari 21 Padukuhan, meliputi Padukuhan Babadan, Karanganom, Karang Tengah, Mojosari, Karang Ploso, Nglengis, Madugondo, Somokaton, Munggang, Karanggayam, Kuden, Cepokojajar, Padangan, Ngampon, Pagergunung 1, Pagergunung 2, Nganyang, Banyakan 1, Banyakan 2, Banyakan 3, Ngablak.
Kebanyakan warga Sitimulyo bermatapencaharian sebagai pembuat batu bata. Dengan aktivitas warga ini, sebagian besar lahan pertanian rusak dan berlobang. Sehingga pelestarian alam, perlu diupayakan.
Upaya menyiapkan sentra batu bata menjadi destinasi wisata, bisa juga sebagai usaha konservasi tanah. Tetapi perajin batu bata juga perlu disiapkan agar mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan destinasi wisata sentra citak boto di Padukuhan Ngampon, Kalurahan Sitimulyo. (Ono)