PURWOREJO – Terlaksana peletakan batu pertama pembangunan kawasan Dusun Sabin, dengan menu andalan kuliner ikan gurami, nila dan lele produksi klaster budidaya ikan, Kepala Desa Megulung Kidul, Malik Khairul Anam justru langsung dihadapkan pada jalan terjal. Ia banyak kesandung-sandung bahkan mesti jungkir balik dalam merealisasaikan gagasan kawasan wisata desa Dusun Sabin sesuai perencanaan.
Dukungan minim terutama mindset masyarakat terhadap pemanfaatan dana desa menjadi salah satu penyebabnya. Dalam benak masyarakat perihal dana desa mayoritas berpikiran bahwa anggaran besar tersebut peruntukannya harus terserap untuk infrastruktur jalan rabat beton.
“Pada saat itu, harus saya pahamkan. Jika tanya Pak RT ingin bangun apa, 90 persen pasti menjawab ingin bangun jalan depan rumah. Pelan-pelan melalui lewat musyawarah dusun, acara punggahan di tingkat dusun saya sampaikan terkait program pemberdayaan masyarakat dan BUMDes,” beber Anam.
Besaran dana desa yang didapat Megulung Kidul, menurut Anam, terus meningkat. Awal kepemimpinannya pada 2019 nominal Dana Desa yang diterima sebesar Rp 735 juta. Pada 2021 mendapat tambahan apresiasi menjadi Rp 950 juta dan tahun ini mendapat dana desa sebesar Rp 1 Miliar lebih. Sejak dilantik sebagai kepala desa, lewat berbagai forum saat menyusun RPJMDes didapat aspirasi musyawarah dusun. Lalu aspirasi masyarakat diselaraskan. Dia menerangkan tentang penggunaan dana desa tak semata harus terserap untuk pembangunan jalan rabat beton atau semenisasi lewat program padat karya.
“Yang penting di awal masyarakat mau mendengar dulu. Terus diberi tahu. Lama-lama akan paham dengan sendirinya,” ujarnya.
Kepengurusan BUMDes terbentuk dan dilantik 18 Juli 2020. Di saat pengurus BUMDes harus memulai start untuk mengegolkan sejumlah target yang dibebankan, yang menguat justru gesekan internal di kepengurusan. Dikatakan Anam, akibat kuatnya gesekan internal, jabatan direktur BUMDes Megulung Kidul belum dua tahun sudah ganti empat kali. Kini empat unit usaha dikelola BUMDes Megulung Kidul: resto dan kafe, kebun anggur, klaster perikanan air tawar berupa pembibitan dan budidaya, serta pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ke depan dengan membangun kawasan pusat oleh-oleh Kecamatan Pituruh.
Dengan berbagai pola pendekatan kepada masyarakat, pelan namun pasti Anam berhasil mewujudkan gagasan pembentukan BUMDes dan melakukan aktivitas pemberdayaan masyarakat dengan lebih terintegrasi. Pembangunan kawasan resto dan kafe yang semula lokasi pemancingan menyerap dana desa sebesar Rp 300 juta. Guna memoles penampilan tata ruang agar lebih cantik, di Dusun Sabin dilengkapi fasilitas gazebo dikelilingi hamparan tanaman padi. Gazebo besar dan kecil ditempatkan di atas lahan persawahan mepet dengan tanaman padi. Antargazebo terhubung jalan terbuat dari kayu cengkih. Tata lampu dan aksesoris umbul-umbul menjadikan kawasan Dusun Sabin cocok sebagai tempat menikmati kuliner ikan.
“Total dana yang digelontorkan mencapai Rp 500 juta jika semua dihitung. Termasuk berbagai fasilitas tambahan,” kata Anam.
Meski langsung dihadapkan pada situasi sulit masa pandemi pada awal usaha resto dan kebun anggur, namun seiring viralnya lokasi taman dan kebun anggur terbilang berhasil mendatangkan banyak kunjungan. Bahkan sejak kebun anggur viral, pernah dalam satu bulan menghasilkan pemasukan Rp 70 juta. Selain petik anggur, pengunjung juga jajan di Resto dan Kafe Dusun Sabin. Para pengurus BUMDes diakuinya rajin memposting foto dan video pemandangan kebun anggur dan view hamparan sawah yang menguning tatkala mau panen. Tak pelak, setelah viral banyak para pelintas jalan nasional menyempatkan mampir ke Megulung Kidul sekadar menyambangi Dusun Sabin melongok spot kebun anggur.
Kisah Manis Megulung Kidul Raih Prestasi
Anam pun kemudian menceritakan kisah manis di balik jungkir balik dan babak belur yang pernah ia alami. Dulunya orang meragukan akan rencana dan gagasan desa wisata yang dilontarkan. Pada November 2022 Megulung Kidul mendapat penghargaan sebagai Rintisan Desa Wisata. Penghargaan disampaikan Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM. Megulung Kidul juga ditetapkan sebagai Rintisan Desa Wisata Terbaik di Purworejo pada tahun yang sama.
Pencapaian berikutnya, pada Indeks Desa Membangun, terdapat klasifikasi desa. Paling bawah desa sangat tertinggal, di atasnya desa tertinggal, berikutnya desa berkembang. Pada 2019 Megulung Kidul masuk klasifikasi desa berkembang dan sejak 2021 berubah status menjadi desa maju. “Yang kami kejar sekarang level teratas yakni menjadi desa mandiri. Target menjadi desa mandiri pada 2024,” harap Anam.
Anam menceritakan sejumlah prestasi lain yang diraih Megulung Kidul. Pada Desember 2022 ikut berkompetisi dan mendapat Juara 1 New Desa Brilian Batch 3. Kemudian Bank Rakyat Indonesia (BRI) kerjasama dengan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Kementerian Pedesaan, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan pagelaran Desa Brilian tingkat nasional diikuti 2100 desa se-Indonesia dan terbagi tiga sesi. Megulung Kidul berada di sesi tiga bersama 700 desa lain. Hasilnya, Megulung Kidul Juara 1 dari 700 desa peserta.
“Proses berikutnya, masih diadu lagi. Dari tiga sesi diambil lima terbaik. Jadi terkumpul 15 desa nominasi untuk dipilih sebagai juara umum nasional dan Megulung Kidul meraih Juara 3,” terang Anam yang hadir pada Malam Nugraha Karya Desa Brilian atas prestasi yang diraih Megulung Kidul itu.
Atas sukses yang diraih, sejak awal Anam menyampaikan, bila Megulung Kidul diadu dalam view alam jelas akan kalah. Tetapi para juri dan penyelenggara ternyata tak menitikberatkan penilaian pada apa yang ia sebut sebagai takdir alam. Para juri lebih menilai kepada inovasi dan kreasi. Inovasi Dusun Sabin dan pengelolaan manajemen, terkorelasi dengan klaster UMKM juga inovasi penanaman 1000 pohon anggur di Megulung Kidul.
Anam merasakan, berbagai kendala yang dirasakan dua tahun awal sebagai kepala desa, diwarnai pro dan kontra, konsep yang diremehkan kemudian berubah. Hal itu meneguhkan bahwa pemikirannya mengenai desa wisata bukan sesuatu yang kaleng-kaleng.
“Pada malam Nugraha Karya Desa Brilian bertepatan malam Jumat. Dikabari Pak Bayan bahwa mayoritas masyarakat ikut menyaksikan siaran live. Bahkan jadwal tahlilan dimajukan atau dimundurkan demi menonton desanya meraih penghargaan,” jelas Anam yang menyelesaikan Sekolah Dasar di Megulung Kidul, melanjutkan ke MTs I Kebumen, lalu meneruskan sekolah ke MA Al Iman Bulus Purworejo dan SI Bahasa Inggris Universitas Muria Kudus kemudian menyelesaikan S2 Manajemen Pendidikan di IAINU Kebumen. (Sukron)