Kopi Japan (4): Kembangkan Pasar Melalui Watu Obong

Kedai kopi Watu Obong dengan pemandangan alam yang menawan. (Foto: Wiradesa)

BERBAGAI cara dilakukan untuk mengangkat pamor kopi Japan. Salah satunya dilakukan oleh Zainul Mukmin. Dengan dukungan teman-temannya, ia membangun kedai kopi di puncak bukit Desa Japan yang ia beri nama Watu Obong.

Watu Obong yang berdiri sejak tahun 2020 dan mengkhususkan pada pangsa pasar anak muda usia 18 hingga 28 tahun ini berharap bisa menjadi sarana untuk mengenalkan kopi Japan. Mengembangkan pasar penggemar kopi dengan kedai Watu Obong.

Di kedai ini, para pengunjung yang umumnya datang dari seputaran Demak, Jepara, Kudus, Pati dan Rembang dapat menikmati kopi Japan yang diolah dengan berbagai cara. Secara menu, Kedai Watu Obong lebih mengkhususkan pada sajian kopi dengan teknik manual brewing, tanpa mesin espresso.

Meskipun demikian, ragam sajian kopi yang disuguhkan tidak kalah menarik dengan kedai kopi kekinian di kota-kota besar. Pada rak kedai tersusun rapi alat-alat pembuat kopi yang terbilang cukup lengkap, ada vietnam drip, hario v60, french press, moka pot, dan rokpresso.

Baca Juga:  HUT Ke-75, Batalyon 406/Chandra Kusuma Gelar Bakti Sosial di Panti Asuhan Mandhanisiwi

Selain kopi, kedai ini juga menyuguhkan pemandangan yang indah dari atas bukit. Dari halaman kedai, kita bisa melihat hamparan kota Kudus dan Pati hingga ke Laut Jawa di sebelah utara. Di malam hari, kerlap kerlip ribuan lampu berserakan membentuk konfigurasi yang begitu indah, sedap dipandang mata.

Berdiskusi di kedai kopi Watu Obong. (Foto: Wiradesa)

Omset Watu Obong tergolong lumayan untuk sebuah kedai kopi di pelosok desa. Dalam sebulan, rata-rata mereka dapat meraup keuntungan sekitar Rp 5 juta. Selaku pemilik, Zainul berharap melalui kedai ini ia bisa turut andil membangun pasar yang lebih luas bagi kopi Japan.

Semoga harapan Zainul, Nurul, Habib beserta para pemuda desa Japan lainnya segera menjadi kenyataan. Semoga kopi Japan semakin menemukan penikmatnya karena kopi Japan adalah missing link atau rantai pelengkap bila ingin mencicipi rasa yang utuh dari Muria. Salam sruput dari desa kopi Japan, Gunung Muria. (Greg Sindana)

Tinggalkan Komentar