Mancing Gratis di Embung Potorono

Suasana Mancing Gratis di Embung Potorono, Sabtu (21/12/2024). (Foto: Wiradesa)

PENGELOLA Wana Desa dan Telaga Desa Potorono, hari Sabtu 21 Desember 2024, membebaskan masyarakat untuk memancing di Embung Potorono secara gratis. Pelaksanaannya mulai pukul 06.00 sampai 16.00.

Meski pelaksanaannya dimulai pukul 06.00, tetapi para mancing mania dari berbagai daerah sudah datang sejak habis subuh atau pukul 04.30. Mereka datang berombongan dan ada yang bersama keluarga.

Mancing gratis ini merupakan akhir kegiatan panen raya ikan di Embung Potorono. Panen ikan ini dimulai dengan Lomba Mancing pada Minggu 8 Desember 2024. Kemudian dilanjutkan Mancing Regulan 1 pada Minggu 15 Desember 2024.

Selanjutnya Mancing Regulan 2 pada Selasa 17 Desember 2024, Mancing Regulan 3 pada Kamis 19 Desember 2024, dan terakhir Mancing Gratis pada Sabtu 21 Desember 2024. Panitia menyebutnya Mancing Gratis se-Indonesia Raya.

“Ikan-ikan di Embung Potorono itu yang memberi pakan para pengunjung objek wisata Wana Desa dan Telaga Desa Potorono. Maka sudah selayaknya para pengunjung atau masyarakat umum juga ikut memanennya,” ujar Ketua Panitia Lomba Mancing di Embung Potorono, Misbakhul Munir, Sabtu (21/12/2024).

Baca Juga:  Pengelolaan Taman Keceh Umbul Potorono Berbasis Masyarakat

Mancing Gratis di Embung Potorono, Sabtu kemarin, menjadi tantangan tersendiri bagi para mancing mania. Karena jarang sekali para pemancing yang strike atau umpannya disambar ikan. Sepertinya sisa ikan di embung sudah tidak tertarik untuk menyantap umpan para pemancing.

“Ini adu umpan. Pakan apa yang cocok untuk ikan nila atau bawal,” ujar Sarjono, pemancing asal nglipar Gunungkidul. Ikan-ikan yang dipelihara di Embung Potorono, Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kebanyakan ikan nila dan ikan bawal.

Umpan yang dipakai oleh para pemancing di Embung Potorono, antara lain pelet, lumut, dan cacing. Namun ada yang membuat umpan dari ramuan sendiri, campuran dari pelet, bahan roti, dan telur. Sepertinya mereka sudah terbiasa memancing bersama komunitasnya.

Jika dicermati, ternyata mancing itu tidak hanya sekadar mencari ikan, tetapi arena untuk mencari hiburan, rekreasi keluarga, dan bertemu dengan orang-orang yang memiliki hobi sama. Wajah mereka memancarkan kebahagiaan, penuh canda, dan saling tegur sapa di arena pemancingan. (Ono)

Baca Juga:  Lurah Condongcatur Teken Kerjasama dengan STPMD “APMD” Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *