Menjelang Lebaran, Harga Basur Tembus Rp 200 Ribu Perekor

Dua ekor basur siap jual di kandang milik Pungkasanto. Dengan harga Rp 200 ribu, berat daging basur per ekor bisa mencapai 3 kg. (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO-Menjelang Lebaran, unggas seperti ayam kampung, ayam pedaging, dan entok banyak dicari. Selain diolah untuk menu berbuka juga mulai disiapkan untuk keperluan Lebaran.

Pedagang ayam kampung, ayam merah, ayam pedaging juga entok atau basur Pungkasanto mengatakan, harga ayam kampung jantan atau jago besar, kini kisaran Rp 200 ribu perekor. Harga tersebut sudah disembelih dan dibersihkan bulunya. Demikian juga entok atau basur besar bobot daging kisaran 3 kg harga mencapai Rp 200 ribu.

“Pada masa yang sama setahun lalu sudah stok di rumah sekitar 200 ekor ayam kampung. Untuk tahun ini stok lebih sedikit tak sebanyak tahun lalu. Baru ada sekitar 50 ekor ayam kampung siap di kandang. Sebagian lagi sudah disembelih disimpan di empat freezer,” kata Santo, sapaan akrabnya, Jumat 29 Maret 2024.

Harga ayam babon betina di bawah harga ayam jago. Sekitar Rp 100 ribu. Dalam berdagang ayam, pengalaman membaca situasi pasar, kata Santo, sangat penting. Dia mencontohkan pengalaman tahun lalu saat kejeblukan harga. Saat stok ayam dan entok dimaksimalkan guna menyambut Lebaran H-1 ternyata pada saat yang ditunggu harga jual justru anjlok karena banyak pedagang yang menjual dan pembeli entok justru sepi. Meski begitu Santo tak terlalu merisaukan ajlok dan rugi yang dialami. “Risiko orang jualan. Daripada stres kalau dipikir, jadi ya dibawa santai,” imbuhnya.

Baca Juga:  Siaran TV Analog Dimatikan 10 Channel ‘Hilang’, Termasuk TV yang Menyiarkan Langsung Sepakbola Piala Dunia 2022

Menjelang Lebaran tahun ini, Santo yang termasuk ubet dalam hal bisnis daging ayam dan ayam hidup, juga membuka pre order daging sapi. “Bagi yang nggak suka ayam atau sapi bisa pilih daging entok atau basur. Dagingnya besar. Biar mengungkep dagingnya bisa empuk tambahkan potongan kates. Selanjutnya bisa diolah opor, bacem, atau rica-rica entok,” jelas Santo yang tinggal di Padukuhan Karangwetan Salamrejo, Sentolo. (Sukron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *