KULONPROGO – Melepas benih ikan bagi pasangan pengantin baru menjadi tradisi unik di Padukuhan Sukoponco, Sukoreno, Sentolo, Kulonprogo. Kebiasaan melepas benih ikan di Kali Papah, kali yang membelah wilayah padukuhan tersebut telah berjalan kurang lebih lima tahun.
Tradisi melepas benih ikan dijalani pula oleh pasangan Andal Prasetya Candra warga Sukoponco RT 12 RW 06 Sukoreno yang baru-baru ini menikah. Usai ijab kabul, dia dan mempelai wanita Yudhanti Purnama Sara diiringi beberapa anggota keluarga dan anggota karang taruna setempat bergegas menuju tepi Kali Papah tak jauh dari kediamannya lalu melepas benih ikan melem sebanyak dua kilogram.
“Benih ikan yang ditebar jenis ikan melem. Beratnya dua kilogram. Ikan berukuran segede kelingking,” ujar Andal saat dihubungi wiradesa.co Selasa 25 Mei 2021.
Ikan melem jadi pilihan Andal. Ia sengaja tak memilih ikan jenis lain, lele, nila, atau bawal. Ikan melem dipilih sebab termasuk jenis ikan endemik. Sedangkan jenis ikan yang disebut belakangan tergolong ikan invasif. Bila ikan-ikan tersebut dilepas maka ikan endemik akan habis. “Harga benih melem yang dilepas Rp 110 ribu perkilogram. Beli di daerah Karangkajen, Jokteng Wetan,” ujar Andal yang mengaku punya hobi memancing.
Andal mengatakan, tradisi lepas benih ikan di padukuhannya telah berjalan sekitar lima tahun. Dia berharap keberadaan ikan-ikan endemik di Kali Papah tetap lestari.
Dukuh Sukoponco, Wiyono menuturkan, Kali Papah aliran airnya tak pernah surut baik pada musim hujan maupun kemarau. Sebelum melintasi Sukoponco suplai air dari wilayah Kalibawang akan melewati Bendung Papah dan Bendung Drigul menuju Kali Serang menyuplai kebutuhan air ke wilayah lain.
“Dari Bendung Papah mengairi persawahan di Sukoreno. Untuk memenuhi keperluan air irigasi musim tanam satu dan dua. Itu tanaman padi. Pada musim kemarau dari Bendung Drigul disedot pakai pompa mengairi tanaman bawang merah,” jelas Wiyono.
Perihal tradisi melepas benih ikan di Kali Papah, Wiyono kemudian berbagi cerita. Komunitas anak muda peduli Kali Papah, mencoba melestarikan ikan endemik yang hidup di aliran Kali Papah, khususnya yang mengalir di Sukoponco. Mereka sepakat melarang aktivitas seperti menjaring, menabur obat, dan menyetrum ikan. Namun, kegiatan memancing tetap diperbolehkan. Atas kesadaran bersama, anak muda punya semacam komitmen bagi pasangan pengantin baru akan melepaskan benih ikan dan diupayakan dari jenis ikan nonkanibal. Titik lepas benih umumnya diambil tak jauh dari Jembatan Sukoponco di tengah padukuhan.
“Menebar benih ikan bagi pasangan pengantin baru tak ada keharusan namun tumbuh atas dasar kesadaran. Boleh jadi aktivitas lepas benih akan menjadi kenangan bersejarah bagi mempelai berdua. Di samping itu, yang pasti mereka telah ikut berpartisipasi melestarikan lingkungan di Kali Papah,” imbuhnya.
Dari komitmen bersama masyarakat dalam menjaga kelestarian ikan endemik di Kali Papah, aktivitas menangkap ikan dengan menabur obat, menjaring, menyetrum kini tak lagi dijumpai. “Harapannya tradisi seperti tabur benih ikan dapat terus dipertahankan tidak hanya oleh pasangan pengantin saja. Tapi siapa pun yang punya kepedulian boleh ikut serta. Di samping itu, masyarakat tetap menjaga kebersihan kali dengan cara tak membuang sampah ke kali,” ujar Wiyono. (Sukron)
Bagus untuk kelestarian ikan, khususnya di wilayah dusun sukoponco. 👍👍