KEBUMEN – Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Wijaya Kusuma Desa Dorowati, Kecamatan Klirong melengkapi kebun pangan dengan aneka tanaman bunga agar lokasi kebun pangan menjadi tambah cantik. “Alhamdulilah, dari beberapa desa di Kecamatan Klirong, Desa Dorowati terpilih sebagai salah satu desa yang menerima bantuan atas program tersebut. Bantuan dipakai antara lain untuk renovasi kawasan kebun pangan termasuk memperindah penampilan lokasi kebun dengan tanaman bunga,” kata Wagisah selaku Ketua Tim Penggerak PKK Desa Dorowati kepada wiradesa.co, Jumat, 4 Juni 2021.
P2L di Desa Dorowati mendorong warga untuk memanfaatkan lahan dengan baik. Lahan digunakan sebagai sumber ketersediaan bahan pangan dan juga pendapatan masing-masing. Dijelaskan Wagisah, awalnya memang sudah ada kebun pangan swadaya masyarakat. Setelah itu, diajukan ke dinas terkait ternyata lolos dan berhak mendapatkan bantuan. Desa Dorowati menerima bantuan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kebumen pada akhir 2020.
Bantuan dari dinas dimanfaatkan untuk merenovasi P2L Wijaya Kusuma yang dikelola oleh PKK Desa Dorowati, Kecamatan Klirong. Lokasinya berada di sebelah barat Balai Desa Dorowati. Sampai saat ini sudah ada beberapa yang ditanam seperti bayam, terong, kangkung, cabai, pakcoy dan cesim. “Bukan hanya itu saja untuk mempercantik tampilan P2L Wijaya Kusuma, ada tambahan tanaman bunga-bunga.
Agar terlihat indah dan lebih menarik,” imbuhnya.
Anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dorowati bekerja bersama semua pihak secara suka rela mengurus kebun pangan. “Kompak dan solid inilah semangat kami,” sambung Siti Nurjanah (47), selaku sekretaris PKK. Ia berupaya fokus pada P2L agar bisa dijadikan sebagai sumber mandiri pangan warga.
Asyik bermain media dan belajar menanam membuat hati terasa senang. Saat sudah melihat tanaman tumbuh segar dan hijau akan menjadikan diri lebih getol merawatnya.
Adanya P2L Wijaya Kusuma diharapkan bisa turut melaksanakan pembinaan dan pendampingan warga sekitar. Sektor pertanian
menjadi garda terdepan dalam program tersebut. “Dari yang tadinya lahan kosong tidak produktif. Akhirnya, diubah menjadi tempat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi rumah tangga,” pungkasnya. (Nur Anggraeni)
