KEBUMEN – Cabai jawa, tanaman obat yang kaya manfaat. Tumbuhan ini termasuk jenis rempah, masih berkerabat dengan lada dan kemukus. Apabila dikelompokkan termasuk dalam keluarga sirih-sirihan atau biasa disebut Piperaceace. Terkadang, orang-orang menyebutnya dengan cabai jamu.
Wilayah Kebumen masih belum begitu familiar dengan budidaya cabai jawa. Pembudidaya cabai jawa Abdusalam mengatakan, sepengetahuannya sejauh ini budidaya cabai jawa baru ada di Klirong dan Puring.
Bibit pertama kali dia dapat dari Fikri Aziz, warga Tanggulangin yang aktif dalam perkumpulan pertanian dan peternakan. “Dulu benihnya, saya dikasih dari teman perkumpulan,” kata Fikri Aziz kepada Wiradesa.co, Kamis, 3 Juni 2021. Setelah itu, Fikri mencoba budidaya di rumah. Beberapa ada yang tumbuh dengan baik. Berikutnya, dikembangkan lagi oleh Abdusalam. Sampai saat ini, yang awalnya hanya beberapa polibag sekarang sudah tumbuh besar. Total keseluruhan di lahan seluas 30 ubin terdapat 170 pohon. Namun yang produktif hanya 100 pohon.
Proses penanaman lanjut Abdusalam cukup mudah. Siapkan lahan yang akan ditanami. Jangan lupa carilah pohon kelor untuk proses tumbuh merambat tanamannya. Untuk pupuknya cukup dari pupuk kandang sudah bisa tumbuh subur. Lalu penyiraman bisa tiga hari sekali.

Untuk panennya sekitar 15 hari sekali bisa dipanen. Sekali panen bisa sampai 4 kg. “Harga jualnya satu kilogram kisaran Rp 60 ribu,” imbuhnya. Kalau musim hujan hasil panennya lebih banyak bisa sampai 12 kg.
Proses pemasaran biasa dijual di kedai jamu Hoyan di Kebumen. Selain itu, juga dijual secara online. Ditambahkan Abdusalam, kadang juga ada yang datang ke rumah secara langsung. Cabai jawa Abdusalam sudah dikenal sampai daerah Karawang, Bekasi, Adipala serta daerah lain.
Abdusalam, warga RT 1 RW 3, Dukuh Entak, Desa Tanggulangin, mengakui banyak manfaat dari cabai jawa antara lain bisa mengobati jantung kronis. Bukan hanya itu saja, bisa juga untuk menetralkan zat kimia dalam tubuh. Lalu untuk mengobati asam lambung dan maag kronis. Saat musim dingin tiba, bisa untuk membuat minuman hangat. “Cukup 3 biji cabai yang sudah dikeringkan. Lalu digeprek, diseduh memakai air panas dan ditambah gula. Gulanya juga bisa memakai gula semut agar hasil bisa lebih baik,” terangnya.
Ada yang khas dari budidaya cabai jawa. Proses menanamnya tidak melalui bunga tetapi langsung ke buahnya. “Inilah yang khas dan berbeda dengan yang lain,” ucap Abdusalam yang dulunya pernah kursus hortikultura di Selang, Kebumen. Meski hanya mengantongi lulusan SD, tapi bisa bertani dengan telaten dan sukses. (Nur Anggraeni)