LUAR biasa. Bapak ini sudah 30 tahun lebih jualan “Kapal Perang”. Satu kapal ukuran besar dijual 35 k, sedangkan ukuran kecil 25 k. Kapal perang ini buatan Cirebon, berbahan bakar minyak goreng.
“Saya sudah 30 tahun lebih jualan Kapal Perang ini,” ujar Hadi Saloso, warga Kampung Jogonegaran, Kalurahan Sosromenduran, Kemantren Gedongtengen, Kota Yogyakarta, Sabtu 11 Januari 2025.
Kapal Perang yang dijual Pak Hadi itu berbahan bakar minyak goreng. Rangka badan dan peralatan di dalamnya dirakit menggunakan bahan seng. “Agar bisa melaju dan berbunyi, knalpotnya diisi air dulu, kemudian tempat minyak yang ada sumbu kapasnya, dinyalakan,” jelas Pak Hadi.
Setelah sumbu menyala dan memanaskan air di tempat yang dihubungkan dengan knalpot, maka uap panasnya keluar dari knalpot dan menghasilkan tenaga yang mendorong laju kapal tersebut. Selain melaju, kapal juga mengeluarkan suara.
Pak Hadi dengan bangga mengatakan, Kapal Perang yang dijualnya itu mainan jadul. Mainan ini tidak dijual di mall, supermarket, atau tempat-tempat jualan mainan anak. “Saya puluhan tahun berjualan mainan jadul, karena selain menjemput rejeki juga berupaya melestarikan mainan jadul tradisional,” papar Pak Hadi.
Meski tempat tinggalnya di Kampung Jogonegaran, dekat Malioboro, tetapi Pak Hadi, pada Sabtu 11 Januari 2025 menggelar dagangan mainan jadulnya di depan warung Soto Bathok Kangen Ndeso Kuden, Sitimulyo, Piyungan, Bantul.
Harga yang ditentukan Pak Hadi itu harga pas. Tidak boleh ditawar-tawar. Mainan kapal perang besar Rp 35 ribu dan kapal perang kecil Rp 25 ribu. Mainan jadul ini tidak hanya mainan biasa, karena mainan ini ada Ilmu Alam di dalamnya, khususnya Ilmu Fisika. Bagus untuk menjelaskan Ilmu Fisika Terapan pada anak. (Ono)
