PARA peserta upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan dari Condongcatur yakni para pamong Kalurahan Condongcatur, lembaga kalurahan dan relawan sebagian besar langsung bergegas kembali menuju kantor kalurahan seusai mengikuti upacara bendera Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI pada Minggu 17 Agustus 2025 di Lapangan Monumen Pahlawan Pancasila Yonif 403 Kentungan Yogyakarta.
Mereka tak mampir ke mana-mana. Bergegas kembali ke kantor kalurahan bukan untuk keperluan bekerja atau lainnya. Tetapi untuk menikmati suguhan soto yang disediakan pihak Kalurahan Condongcatur.
“Siang ini di balai Kalurahan Condongcatur disediakan 150 porsi soto ayam untuk disantap setelah mengikuti kegiatan upacara detik-detik Proklamasi. Biar para pamong dan mereka yang ikut upacara tak repot jajan untuk mengisi perut. Sebab kalau bareng-bareng ke warung kan masih harus menunggu antre dan bisa lama,” kata Lurah Condongcatur Reno Candra Sangaji di sela-sela nyoto bareng para pamong.
Para pamong tiba di halaman kalurahan sekitar pukul 10.30. Setelah memarkir kendaraan, mereka mengambil mangkuk soto ayam yang sudah diracik di meja di sudut joglo kalurahan. Mangkuk berisi bihun, kobis, potongan tomat, suwiran daging ayam dan lainnya lengkap dengan sate ati ampela. Peracik soto, Pak Tukul, melayani mereka dengan menuangkan kuah soto yang beraroma sedap menggugah selera.
“Para pamong diantaranya lurah, carik, para kasi, kaur, dukuh, dan staf. Nyoto bareng juga diikuti para relawan (KSB, destana), linmas plus lembaga desa (LPMK, karangtaruna, PKK) Juga dari Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Sotonya soto ayam olahan Pak Tukul yang sehari-hari jualan bakso dan mie ayam di kompleks Kantor Kapanewon Depok, Sleman,” terang Wasana, salah seorang staf di Kalurahan Condongcatur.
Para pamong dan peserta upacara dari Kalurahan Condongcatur nyoto bareng dalam suasana santai. Sebagian membawa menu soto ke ruangan kalurahan, sebagian lagi duduk bersila lesehan di lantai joglo yang bersih. Minuman es jeruk dan teh menemani kegiatan nyoto bareng.
Racikan soto ayam Pak Tukul cukup menggugah selera. Sedap dan gurih. Apalagi disajikan dalam suasana siang sehabis mengikuti upacara. Para pamong tampak lahap menyantap isian soto ayam dan menyeruput kuahnya. “Ayo nambah-nambah, masih banyak sotonya,” ajak Wasana kepada rekan-rekan sesama pamong dan para relawan. Ia menambahkan, Pak Tukul, salah satu pedagang bakso dan mie ayam yang legend. “Infonya bisa dibuka di IG Bakso Thukul,” imbuhnya. (Sukron)








