Pengelolaan Dana Desa Berbasis Partisipatif Masyarakat

Lurah Condongcatur Dr. Reno Candra Sangaji S.IP, M.IP, sebagai dosen tamu di Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta, Selasa (30/9/2025). (Foto: Wasana)

SLEMAN – Kalurahan Condongcatur, menjadi salah satu tempat tujuan studi tiru tentang pengelolaan dana desa (DD) berbasis partisipatif masyarakat. Sehingga banyak aparat desa dan kalangan perguruan tinggi yang menimba ilmu di Condongcatur, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bahkan beberapa perguruan tinggi mengundang Lurah Condongcatur Dr. Reno Candra Sangaji S.IP, M.IP, untuk berbagi ilmu dengan mahasiswanya. Pada Selasa 30 September 2025, Pak Lurah Doktor Reno diundang ke UPN “Veteran” Yogyakarta untuk memberikan kuliah umum bagi mahasiswa Fakultas Pertanian.

Lurah Condongcatur menjadi dosen tamu dalam mata kuliah Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan tentang Pengelolaan Dana Desa Dalam Pembangunan pada Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPN), bertempat di Ruang Seminar Lantai II Fakultas Pertanian UPN Yogyakarta, Selasa 30 September 2025

Kuliah Umum yang menghadirkan Lurah Condongcatur di Ruang Seminar Lantai II Fakultas Pertanian dimulai pukul 14.00 WIB dan diikuti 216 mahasiswa Semester 3 yang mengambil MKA Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan dengan topik Pengelolaan Dana Desa Berbasis Partisipatif.

Lurah Condongcatur, Reno Candra Sangaji, menyampaikan materi tentang Pengelolaan Dana Desa berbasis Partisipatif Studi Kasus Kalurahan Condongcatur diawali dengan memaparkan Monografi Kalurahan Condongcatur yang memiliki luas 950 ha dengan Jumlah Penduduk tercatat 49.222 jiwa (26.283 laki-laki, 22.939 perempuan dan 18.014 Kepala Keluarga). Kalurahan Condongcatur terdiri dari 18 Padukuhan dengan 64 RW dan 212 RT.

Baca Juga:  Mahasiswa Amikom Yogyakarta Sosialisasi Digital Marketing di Komunitas UMKM Padukuhan Joho

Pengelolaan Dana Desa di Condongcatur berlandaskan pada UU Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa, yang mengamanatkan penggunaan dana untuk pembangunan dan pemberdayaan. Aturan ini diperkuat dengan Permendagri dan Perbup Sleman yang menjunjung tinggi prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi.

Mas Lurah Reno mengunngkapkan, di Kalurahan Condongcatur dilaksanakan Program Bantuan Dana Pembangunan Rp 40 juta per RW setiap tahunnya. “Alur partisipatif masyarakat dengan melakukan Musyawarah Padukuhan (Musduk) yang dihadiri semua komponen pengurus padukuhan, RT, RW bersama perangkatnya kemudian hasil Musduk dituangkan dalam Berita Acara dibawa dalam Musyawarah Kalurahan (Muskal) yang diverifikasi dan disinkronkan dengan RPJMDes selanjutnya pelaksanaan kegiatan dikerjakan secara swakelola dan gotong royong dan kegiatan yang sudah selesai dilakukan laporan monitoring dan evaluasi,” jelasnya.

Disampaikan juga tentang bantuan untuk kegiatan pembangunan fisik seperti Konblokisasi, Pengaspalan Jalan, Drainase dan lainnya dimana bantuan ini telah menghasilkan berbagai pembangunan fisik yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Selain itu dana dari desa juga dialokasikan untuk pembangunan SDM melalui program non-fisik.

“Manfaat fisik partisipatif akan menumbuhkan rasa memiliki pada warga masyarakat karena juga melakukan swadaya masyarakat agar hasil pembangunan yang direncanakan dapat tercapai secara baik dan maksimal sedangkan tantangan yang ada adalah seperti keterbatasan sumber daya manusia terkait hal teknis, koordinasi antar RW dan kedisiplinan administrasi yang masih perlu ditingkatkan,” ucapnya.

Baca Juga:  Serempak, Ikrar Wakaf Lima Bidang Tanah

Pada kesempatan itu mahasiswa diajak melakukan simulasi musyawarah RW yang dibagi ke dalam beberapa kelompok. Para mahasiwa diajak membayangkan bahwa mereka adalah pengurus RW dengan anggaran Rp 40 juta, mahasiwa diminta menentukan 2 – 3 prioritas kegiatan yang paling mendesak di lingkunganya masing-masing. Selanjutnya didiskusikan dalam kelompok mereka selama 10 menit.

Dari hasil simulasi setiap kelompok mahasiswa melakukan presentasi. Hasil kesepakatan dicatat dalam sebuah ide gagasan kemudian mereka mendiskusikan (program kegiatan) skala prioritas masing masing. Para kelompok mahasiswa sangat antusias dalam presentasi dan mendiskusikan masing masing programnya sesuai kebutuhan yang mendesak dilaksanakan kegiatan.

“Dari Condongcatur, kita belajar bahwa partisipasi warga adalah kunci. Dana Desa bukan sekadar proyek, melainkan instrumen pemberdayaan. Model ini dapat diterapkan di desa lain dengan penyesuaian konteks karena Dana Desa adalah milik warga. Pemerintah desa hanya mengelola, warga yang menentukan arah pembangunan,” tutupnya.

Usai penyampaian materi dan diskusi kelompok selanjutnya mahasiwa diberikan kesempatan untuk tanya jawab dan dibuka 3 sesi dimana masing masing sesi ada 3 pertanyaan dari mahasiswa yang langsung dijawab oleh Reno Candra Sangaji. Lurah Condongcatur memastikan alokasi dana merata dan adil, serta mendorong setiap RW untuk berinovasi sesuai kebutuhan prioritasnya.

Baca Juga:  UGM Badan Publik Terbaik Nasional Tahun 2023 Kategori PTN

Kuliah umum ini tidak hanya menjadi ruang transfer ilmu, tetapi juga inspirasi tentang bagaimana birokrasi lokal bisa berjalan progresif dan adaptif di tengah tantangan zaman dengan melaksanakan partisipatif warga masyarakat dalam pembangunan.

Sementara dosen pengampu, Dr. Eko Murdiyanto, yang sekaligus Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UPN Yogyakarta menjelaskan tujuan menghadirkan Lurah Condongcatur sebagai dosen tamu ini adalah untuk memberikan bekal kepada mahasiwa dalam memahami pengelolaan Dana Desa di Kalurahan Condongcatur yang partisipatif dimulai dari tingkat RT, RW, Padukuhan dan Kalurahan. Sehingga mahasiswa dapat menganalisis pengelolaan Dana Desa dalam pembangunan yang berdampak pada peningkatan partisipasi dan taraf hidup masyarakat.

“Kuliah dari praktisi pengelola Dana Desa memberikan gambaran yang jelas apabila Dana Desa dikelola dengan baik akan menjadi lokomotif dalam pembangunan yang partisipatif sehingga masyarakat dapat berperan aktif dan menjadi tuan di rumahnya sendiri. Dampaknya pembangunan yang dilakukan akan dirawat dan dijaga keberlangsungannya sehingga pembangunan akan memberi manfaat langsung kepada masyarakat dan berkelanjutan,” tuturnya. (Wasana)

Tinggalkan Komentar