Rawan Ambrol, Kawasan DAS Winongo di Wilayah Perbatasan Bantul-Yogya Perlu Dibangun Talud

Warga dan elemen masyarakat Padukuhan Gesikan dan Jaranan Panggunggarjo Sewon Bantul membersihkan dapuran bambu yang ambrol ke aliran Kali Winongo. (Foto: Istimewa)

BANTUL – Warga Padukuhan Gesikan dan Jaranan Panggungharjo, Sewon bergotong-royong membersihkan longsoran dua rumpun bambu ori ke aliran Kali Winongo beberapa waktu lalu. Dengan kerja bakti dan gotong-royong dalam waktu sekitar 24 jam, aliran kali lancar kembali.

Respons cepat terutama warga beserta berbagai elemen di Padukuhan Gesikan dan Jaranan memotong dan menyingkirkan batang-batang bambu dari tengah aliran air sungai menurut Pengasuh Sunan Kalijaga Gesikan KH Beny Susanto layak diapresiasi.

“Kami keluarga besar Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan yang kebetulan berlokasi tak jauh dari titik lokasi kejadian menyampaikan terima kasih dan syukur atas persaudaraan, sinergi berbagai stakeholder di Jaranan dan Panggungharjo juga dukungan Pemerintah Kabupaten Bantul yang merespons cepat atas tumbangnya dua dapuran bambu Ori di aliran Sungai Winongo,” kata Beny kepada wiradesa.co.

Gotong-royong elemen warga pemuda dan santri di Gesikan-Jaranan dibimbing Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Panggungharjo dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul.

Menurut Beny, penanganan yang dilakukan merupakan respons kedaruratan dan bersifat sementara. Ia mengatakan, gejala bakal ambrolnya dapuran bambu tersebut telah disampaikan kepada berbagai pihak terkait. “Kami telah lapor ke berbagai pihak tapi responnya masih normatif, terbatas pada peninjauan, survei lapangan tanpa tindak lanjut kebijakan yang bersifat upaya preventif,” tutur Beny.

Baca Juga:  KWHL Salamrejo Gelar Workshop Pengelolaan Wisata Desa

Dengan penanganan sementara saat ini, dapuran bambu masih menyisakan bonggol di tengah aliran, selain masih mengganggu aliran air juga berpotensi merusak bangunan jembatan karena terbawa arus deras dan tertahan tiang jembatan.

Dikatakannya, Daerah Aliran Sungai Winongo yang memasuki Kapenawon Kasihan, Sewon, terutama wilayah pinggiran-perbatasan Bantul-Yogyakarta, seperti Kweni, Jaranan, Gesikan, Kali Putih merupakan wilayah padat penduduk sekitar pinggir kali. Berbeda dengan pinggiran Sungai Winongo di wilayah perkotaan Yogyakarta, telah banyak dibangun talud pengaman. Di wilayah pinggiran, perbatasan Bantul-Yogyakarta talud dibangun terbatas hanya sekitar jembatan atau perkantoran.

“Pada awal hujan November 2022, tampak titik-titik ambrolnya ‘talud alami’ terus bertambah, meskipun pohon bambu berfungsi sebagai penguat. Hal itu terjadi seiring pengikisan yang terus berlangsung akibat arus deras dan hujan yang lebat,” imbuhnya.

Beny berharap berbagai pihak terkait bisa merumuskan agar talud di kawasan tersebut segera dibangun, atau dibuatkan bronjong. “Pembangunan talud atau bronjong bukan semata soal area Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan ada di situ tetapi juga demi keamanan warga dan lingkungan sepanjang aliran Kali Winongo di wilayah perbatasan Bantul-Yogyakarta,” ucapnya. (Sukron)

Tinggalkan Komentar