BANTUL – Warga Salakan, Potorono, marah dengan pembuang sampah sembarangan. Pada Kamis (10/8/2023) pagi, ada tumpukan plastik berisi sampah bertebaran di jalan-jalan wilayah Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Usai jalan pagi mengitari Embung Potorono, sejumlah warga mengeluhkan adanya tumpukan sampah di jalan-jalan. “Itu (pembuang sampah) pasti bukan warga Potorono. Kalau tahu, kita tangkap saja,” ujar Yamto, warga RT 10 Salakan, Kamis 10 Agustus 2023.
Pembuang sampah itu biasanya malam hari. Jadi warga Salakan tidak tahu siapa pembuangnya. Tapi mereka bisa memastikan, pembuang sampah itu bukan warga Potorono. Karena warga Potorono, khususnya di Padukuhan Salakan, setiap rumah sudah disediakan ember atau tempat sampah keluarga.
Sampah keluarga itu dibawa ke tempat pengolahan sampah di Kampung Mayungan Kalurahan Potorono. Sesampai di tempat pengumpulan sampah yang dikelola Jumali, Dukuh Salakan, sampah keluarga itu dipilah-pilah dan dijual. “Jadi nanti keluarga juga mendapat pendapatan dari sampah,” tegas Kosim, tokoh pemuda Salakan.
Karena jengkel dengan pembuang sampah sembarangan, salah satu warga punya inisiatif untuk menangkap orang yang mengotori lingkungan tersebut. Caranya, menugaskan petugas penjaga lingkungan untuk berjaga di jembatan. Jika melihat warga yang melempar sampah, langsung berteriak, dan petugas lainnya yang berjaga di timur jembatan, menangkapnya.
Terus selanjutnya bagaimana? “Kita minta balik lagi dan mengambil sampah yang dibuangnya,” tegas Yamto. Jadi tidak main hakim sendiri, tetapi menyadarkan orang untuk tidak membuang sampah sembarangan atau seenaknya sendiri, tanpa memperhatikan lingkungan.
Berdasarkan pengamatan Wiradesa.co, tumpukan sampah tersebut juga ada di sejumlah titik pinggir jalan Ringroad Timur, Selatan, dan Barat. Sejak TPA Piyungan ditutup, persoalan sampah masih belum terpecahkan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. (*)








