Perjalanan ibadah Umroh, mulai 14 sampai 24 Januari 2024 sangat berarti dalam kehidupanku. Saat berdoa di tempat-tempat yang mustajab, baik di Madinah maupun di Mekkah, saya mendapatkan bibit pohon kehidupan dari Sang Pemilik Kehidupan.
Bibit kehidupan itu, saya tanamkan di hati seseorang, sosok perempuan yang hadir saat saya berdoa di depan Ka’bah, sisi belakang Maqom Ibrahim. Bibit itu saya siram dengan kasih sayang dan saya pupuk dengan doa.
Siraman kasih sayang itu saya lakukan setiap saat, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Sedangkan pupuk doa, aku taburkan setiap habis sholat lima waktu dan terus saya usahakan setiap habis sholat dhuha dan sholat tahajud.
Alhadulillah bibit kehidupan dari tanah suci itu tumbuh. Dengan ketulusan, kesabaran, dan ketaatan kepada Sang Pemilik Kehidupan, saya siap terus merawat, menyirami, memupuk, dan membersihkan jika ada hama-hama yang mengganggu tanaman kehidupanku.
InsyaAllah, pohon kehidupan yang bibitnya dari Tanah Suci itu tumbuh subur, rantingnya rimbun, daunnya hijau, dan buahnya lebat. Pohon kehidupan yang rimbun menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi nafas kehidupan manusia dan buah yang lebat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia.
Memasuki bulan Ramadhan 1445 Hijriyah, pohon kehidupan yang aku tanamkan di hati seseorang yang insyaAllah taat beribadah sudah terlihat indah dan menyejukkan. Hati terasa bahagia, bahagia sekali jika melihat di bawah pohon itu ada sejumlah anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa bermain dengan riang gembira.
Terimakasih yaa Rabb, anak-anak kekasih Allah terlihat merasa nyaman dan merasakan kebahagiaan bersama dengan keberadaan pohon yang saya tanamkan dari bibit yang kudapatkan dari Tanah Suci.
Syukur, alhamdulillah, kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sang pemilik kehidupan yang telah memberikan bibit kehidupan kepadaku saat di Tanah Suci Masjidil Haram Mekkah, pertengahan Januari 2024. (*)