YOGYAKARTA – Biaya hidup di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat murah. Hanya dengan Rp 10 ribu, seseorang bisa makan buka puasa di angkringan dengan enak, kenyang, dan asyik.
Angkringan merupakan tempat nongkrong, makan minum, dan ngobrol yang asyik di Yogyakarta. Jualan angkringan ada di berbagai sudut kota. Menu khasnya nasi kucing, gorengan tempe, dan teh nasgithel (panas legi kenthel).
Wartawan Wiradesa.co merasakan enak, murah, dan asyiknya buka puasa di angkringan sudut kota Yogyakarta, Sabtu 1 April 2023. Dengan uang Rp 10 ribu sudah mendapatkan 2 bungkus nasi kucing, 2 gorengan tempe dan bakwan, serta 1 gelas nasgithel.
Harga satu bungkus nasi kucing Rp 2.500, satu gorengan Rp 1.000, dan satu gelas nasgithel Rp 3.000. Sehingga dengan uang Rp 10 ribu sudah bisa makan minum yang terasa enak, kenyang, dan pikiran terang.
Salah satu angkringan Semeleh di Baturetno, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, setiap malam rata-rata bisa menjual antara 50 sampai 100 bungkus nasi kucing. Menu yang disajikan tidak hanya nasi kucing dan gorengan saja, tetapi juga ada aneka sate, dan berbagai macam makanan baceman.
“Angkringan Semeleh menyajikan menu andalan nasi kucing dengan lauk khas baceman,” ujar Pak Kelik, pemilik Angkringan Semeleh. Olahan baceman itu antara lain mulai dari kepala, sayap dan sayap ayam, sampai tahu tempe.

Aneka sate yang tersaji, antara lain sate usus, sate jamur, sate telur, sate kikil, dan sate kerang. Harganya rata-rata Rp 2.500. Sedangkan gorengannya ada tempe dele, tempe benguk, tempe gembus, bakwan, dan tahu isi. Harganya rata-rata Rp 1.000.
Untuk minumannya tidak hanya teh panas manis dan kental, tetapi juga ada kopi, susu, jahe, dan berbagai jenis minuman (kemasan) siap saji. Harganya rata-rata Rp 3.000. Bagi pembeli yang suka es, penjual angkringan menyediakan juga es.
Yogyakarta memang unik dan khas dengan angkringannya. Kota ini selalu dirindukan oleh orang yang pernah hidup di Yogyakarta. Sehingga orang-orang yang pernah mengenyam pendidikan di Kota Yogyakarta sering mengungkapkan ekspresinya dengan menyebut Yogyakarta itu terbuat dari angkringan dan rindu. (*)








