KEBUMEN – Nabi Muhammad Saw tidak berbicara dan melakukan suatu perbuatan kecuali yang baik-baik. Yang dapat ditiru dari Baginda nabi yakni akhlaknya terlebih di zaman fitnah.
Hal itu disampaikan Habib Umar Muthohar dalam pengajian Haul Masyayikh dan Jamaah Masjid Baitul Mukhlasin Desa Kebulusan Pejagoan Kebumen. Haul Syeikh Abdul Malik ke-44, haul Mbah Kiai Abu Sairin ke-47, haul Mbah Kiai Abdussyakur ke-103 dan haul Mbah Kiai Asfiya.
Habib Umar Muthohar menyampaikan berbuat dan berbicara yang baik, akhlak nabi penting untuk ditiru. Akhlak yang disebut di kitab maulid. Dalam konteks kekinian ajang Pemilu menjadi ujian apakah kita bisa meniru akhlak nabi, utamanya menjaga lisan. Menjaga lisan untuk diri sendiri dan orang lain.
“Ucapan harus hati-hati. Banyak kejadian nggak baik dalam hidup berkat ucapan termasuk ucapan diri kita sendiri. Sebab kalimat toyibah adalah doa,” ungkap Habib Umar di hadapan jamaah Masjid Baitul Mukhlasin Minggu 17 Desember 2023.
Kalimat toyibah menjadi hal penting. Kalimat toyibah membiaskan mulut untuk berzikir dan wirid yang diajarkan para kiai dan habaib. “Yang keluar dari mulut kita yang baik-baik jauhi mulut yang menyebar fitnah,” imbuh Habib Umar.
Habib Umar menuturkan, sosok ulama kiai seperti Mbah Malik dan Mbah Abu Sairin termasuk sosok yang harus diteladani karena bisa mengatur waktu dan mengatur mulut berucap dan berbicara yang baik. “Pelajaran dari haul kita mengambil pelajaran yang diceritakan di manakib. Haliyah ulama yang diceritakan di manakib pelajaran bagi kita. Hikmah haul yakni mutawasilan dan mutabarrikan. Tawasul dan mengambil berkah,” jelasnya.
Terkait hajatan Pemilu pada 2024 Habib Umar Muthohar berpesan agar masyarakat menjaga kerukunan. Tak perlu saling menghantam dan bikin kegegeran. (Sukron)