Berbagai komunitas yang berbasis anak muda di Klaten menggelar kampanye kreatif mengenai keberagaman yang bertajuk “Sinergi Muda Merawat Bhinneka” yang dilaksanakan di area Car Free Day (CFD) Jl.Mayor Kusmanto, Klaten, Minggu 5 Februari 2023.
Kampanye ini digerakkan berbagai komunitas maupun pribadi yang tertarik dengan tujuan acara ini digelar. “Ada Gusdurian Klaten, Lare Mentes, Pemuda Hindu (PGHD), UKM Seni Budaya Unwidha, Selasar Jagarumeksa, STHD Klaten, para pelajar sekolah menengah, dan anak-anak usia SD yang tergabung dalam TPA dan Sekolah Minggu Gereja. Kami juga mengundang Band Indie anak muda seperti Purapurahidup dan Sundaycalla,” ujar Mufida sebagai MC saat ditemui di sela-sela acara.
Berbagai pentas kesenian digelar, mulai dari musik yang terdiri dari band dan orkestra, mewarnai, melukis, tari, sampai flashmob. ”Sekitar 70-an anak muda dan anak terlibat secara aktif dalam acara ini untuk menampilkan hasil karya kolaboratif yang telah dipersiapkan jauh hari,” tutur Budi, salah satu penggerak event ini.
Lebih lanjut Budi menjelaskan bahwa relevansi kampanye keberagaman bukan hanya saat performnya seperti pada hari Minggu, melainkan proses kreatif ketika karya dibuat dan dipersiapkan. Selain itu dipilihnya CFD sebagai lokasi acara sebab CFD merupakan representasi ruang publik inklusif yang dapat diakses oleh berbagai kalangan.
“Kami anak muda yang berasal dari berbagai latar belakang agama mampukah berproses bersama menghasilkan karya yang orisinal. Mengingat dalam beberapa tahun ini isu politik SARA dan pembelahan identitas nyaring kita dengar dan baca dalam berbagai kanal media,” papar Budi.
Bege selaku komposer musik orkestra mengaku gembira terlibat dalam event lintas iman ini. “Kami berupaya menggabungkan belasan alat musik seperti suling, hadroh, saxophone, ganjuran, drum, dan lainnya. Menjadi satu rangkaian sebagai representasi solidaritas antar kita. Dan akhirnya kita sampai pada perform ini,” jelas Bege.
Sementara itu Syfa sebagai partisipan flashmob pelajar mengaku senang akan adanya event kampanye keberagaman. “Dari acara ini saya lebih bisa banyak mengenal kawan yang berbeda agama dan belajar tentang tarian,” katanya.
Robi sebagai salah satu guest star dalam acara ini turut bangga melihat dinamika pergerakan anak muda Klaten. Menurutnya, event keberagaman menjadi langkah untuk membuat ruang temu antar komunitas dan pelaku seni agar lebih dikenal dan berdampak di masyarakat luas.
Terutama di Klaten kegiatan berbasis anak muda perlu dilanjutkan menuju isu yang lebih strategis tidak berhenti kali ini saja. “Kami menunggu ajakan dari berbagai komunitas untuk menggelar acara semacam ini agar benar-benar berdampak,” tutur Kaboet selaku basist orkestra music lintas iman.
Narasi besar soal acara ini adalah upaya counter narasi dominan yang menganggap bahwa pemuda jauh dari isu-isu aktual yang sedang menggejala di masyarakat sekarang. Harapannya event kampanye keberagaman mampu memupuk solidaritas antar pemuda dan bisa dilanjutkan di komunitas mereka masing-masing.
Pendekatan kebudayaan (seni) dalam sebuah ide gagasan sangat relevan sebab mampu secara praksis terimplementasi secara luas. “Kami tidak secara eksplisit menggunakan narasi formal agama namun secara kongkrit mempraktikkannya dalam proses lintas iman. Karena pada dasarnya sebuah toleransi bukan soal ide-gagasan semata melainkan aktualisasi sikap dalam kehidupan kongkrit,” tutur Bayu sebagai salah satu penggerak Gusdurian Klaten.
Acara yang sebelumnya diisi oleh perform band, orkestra, puisi, dan tari ditutup dengan flashmob bersama para pengunjung CFD. Selamat untuk anak-anak muda Klaten yang menghargai keberagaman. (Ilyas Syatori)