KULONPROGO – Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Wates memperluas kerjasama dengan berbagai pihak dalam program pembinaan dan pemberdayaan warga binaan pemasyarakatan (WBP) agar mereka menguasai keterampilan dan keahlian sebagai bekal kembali ke tengah masyarakat. Warga binaan diberikan berbagai macam keterampilan seperti menjahit, pertukangan, cukur rambut dan pertanian hingga produksi rambut palsu (wig).
“Butuh lebih dari sekadar keterampilan untuk bisa bertahan di dunia kerja. Apalagi di tengah pandemi saat ini, persaingan menjadi lebih kompetitif,” kata Kepala Rutan Wates Deny Fajariyanto, Selasa 21 September 2021.
Produksi wig keriting butterfly hasil kerja sama dengan PT Sung Chang Indonesia menjadi unggulan Rutan Wates. Selama masa pandemi ini masih terus berjalan bahkan selalu mengalami peningkatan produksi. Pasalnya masa pandemi tidak menghalangi para WBP untuk selalu berkarya di dalam rutan dan justru semakin produktif.
“Setiap hari WBP dapat menghasilkan kurang lebih 100 buah wig keriting butterfly namun selama masa pandemi ini produksi wig selalu mengalami peningkatan,” tambah Deny.
Peningkatan produksi, lanjut Deny, bisa dikatakan pesat menjadi 400 buah wig perhari.
Selanjutnya wig hasil karya warga binaan akan diekspor ke luar negeri oleh PT Sung Chang Indonesia setelah dilakukan finishing. Wig produksi PT Sung Chang Indonesia di Kulonprogo cukup diminati pasar luar negeri terutama pasar Eropa, Amerika dan Jepang.
Deny Fajariyanto pun memberi apresiasi dan dukungan kepada para WBP yang rajin dalam pembuatan WIG. “Kegiatan ini tentunya memberikan semangat di tengah pandemi Covid-19 warga binaan masih tetap produktif, kemampuan kreativitas warga binaan agar di inventarisir dan dikelola dengan baik dan tepat guna,” pungkasnya.
Dari bimbingan kerja itu, selain mendapatkan keterampilan, para WBP juga mendapatkan upah/premi yang diberikan setelah penyetoran hasil wig yang telah dikeriting. Premi diberikan kepada WBP yang bersangkutan secara cashless (Brizzi) atau keluarga dari WBP. (Sukron)