KLATEN – MWC NU Karangnongko membuat gerakan kolektif membudidayakan Jamur Tiram. Hal itu dilakukan sebagai upaya kemandarian ekonomi.
Awal kegiatan ini dijalankan oleh pengurus inti organisasi MWC NU Karangnongko untuk meningkatkan sumber pendapatan tambahan internal organisasi, mengingat banyaknya kegiatan dan program kerja yang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Ke depannya, semoga gerakan ini bisa menjadi pemantik lahan pekerjaan maupun kemitraan dengan kelompok masyarakat sekitar.
Jamur Tiram Putih ini dipilih karena salah satu komoditas dengan harga pasar yang stabil dan cukup mudah untuk dibudidayakan. Harga Jamur Tiram stabil di pasaran berkisar antara Rp 14 ribu sampai Rp15 ribu per kilogram.
Selain digunakan sebagai bahan masakan, Jamur Tiram ini sekarang diolah menjadi makanan ringan, sehingga Jamur Tiram sebagai primadona tersendiri bagi masyarakat.
Proses budidaya Jamur Tiram ini sudah dimulai sejak Oktober 2022. Fasilitas budidayanya dibangun di lokasi pengurus MWC NU Karangnongko pada lahan sekitar 360 meter persegi. Lahan tersebut disulap menjadi kandang (kumbung) yang diperuntukkan untuk produksi jamur bernama latin Paleurotus ostreus itu.
Arifin, salah satu team quality assurance yang terlibat dalam program gerakan ekonomi kolektif ini mengaku sangat antusias. Ia berharap, dengan adanya program ekonomi kolektif ini bisa menginspirasi anak-anak muda di lingkungan Karangnongko untuk berani memulai usaha khususnya di bidang pertanian.
“Jamur Tiram ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin, serat, hingga mineral yang baik bagi jantung dan proses metabilisme tubuh,” ujar Arifin, Jumat 9 Desember 2022. Sehingga Jamur Tiram layak untuk dibudidayakan, karena selain menyehatkan juga memiliki nilai ekonomi tinggi. (Nur Sidiq)