Nur Rahmawati, Jemur Padi Hingga Jadi Gabah Kering Giling

Nur Rahmawati jemur padi di dekat sawah (Foto: Wiradesa)

KEBUMEN – Beras sebagai komoditas utama di masyarakat berasal dari gabah kering yang telah digiling dan telah melalui serangkaian proses pengeringan. Pengeringan umumnya lewat cara penjemuran.

“Penjemuran butuh sinar matahari yang cukup terik agar bisa lekas kering,” kata Nur Rahmawati (38), warga Desa Tambakagung, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen kepada wiradesa.co, Rabu, 28 Juli 2021.

Saat dijumpai ketika sedang menjemur gabah, Nur Rahmawati atau biasa disapa Wati menceritakan kebiasaannya menjemur padi. Setelah dipanen, padi dibawa ke lahan luas atau dekat persawahan agar terkena sinar matahari yang terik. “Saya memilih lokasi menjemur padi di dekat sawah. Di tepi jalan. Karena tak terhalang pepohonan, padinya akan lebih cepat kering,” tambahnya. Karena itu, pukul 07.00, para penjemur padi seperti Wati sudah mulai menggelar padi. Setelah itu, diratakan menggunakan garukan sampai beberapa kali bolak-balik. Setelah rata jemuran padi disapu.

Di pertengahan hari saat padi dijemur, dibuang debunya. Proses ini merupakan cara membuang debu (bledug) serta padi yang kopong (merang). Ketika sudah dijemur padi akan kelihatan yang kopong atau tidak. “Ciri-cirinya padi yang berwarna kuning ini yang hasilnya bagus sedangkan yang berwarna sedikit putih ini yang dinamakan merang atau isinya kopong,” ujarnya.

Baca Juga:  KWT Tuwuh Makmur Manfaatkan Bekas Bangunan Untuk Ketahanan Pangan

Penjemuran benar-benar kering ditandai dengan bunyi kletik pada saat dijemur. Akan tetapi, untuk waktu satu hari saja juga sudah cukup untuk menjemur padi. Penjemuran akan selesai pukul 16.00. Orang yang menjemur padi sudah mulai berberes untuk memasukan padi ke kantong. “Pukul 16.30 semua sudah mulai meninggalkan tempat menjemur sebab hari sudah mulai sore,” imbuhnya.

Padi isi dan padi kopong, tampilannya beda (Foto: Wiradesa)

Diungkapkan Wati, padi yang benar-benar kering memang kualitasnya lebih terjamin. Beras tidak mudah remuk saat keluar dari mesin penggilingan.

Adapun beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk menjemur padi antara lain gelaran, sapu lidi dan garukan padi. Biasanya padi 2 kantong cukup digelar dan ratakan ke dalam 3 gelaran. Metode menjemur padi secara tradisional memang sangat mengandalkan ketersediaan sinar matahari. Dengan sinar matahari yang cukup para petani akan lebih cepat menurunkan kadar air pada gabah dari kering panen agar menjadi gabah kering giling. (Nur Anggraeni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *