Olahraga Saat Puasa, Sore Hari Waktu yang Paling Tepat

Mbah Maryam (kanan) tetap berolahraga meski tengah menjalankan puasa Ramadan. Ia rutin ping-pong dan memilih main sore hari menjelang waktu berbuka puasa. (Foto : Minhatul Asna)

KULONPROGO – Bermain ping-pong atau tenis meja hobi yang menyenangkan. Bermain ping-pong bagi Mbah Maryam warga Giyoso Salamrejo Sentolo kerapkali dilakukan. Terkadang pagi, sore.

Ia menghindari main ping-pong waktu malam. Saat Ramadan ia dan komunitas tetap berlatih, tetapi intensitas dalam bermain tidak maksimal seperti halnya saat tak sedang berpuasa. Satu lagi, saat puasa dia menyesuaikan waktu. Main ping-pong hanya dilakukan sore hari, saat menjelang buka puasa.

Waktu latihan fisik atau berlatih olahraga saat puasa memang disarankan sore hari saat menjelang berbuka puasa. Sebaliknya, aktivitas olahraga pada pagi hari saat puasa justru tak disarankan lantaran saat kondisi puasa dikhawatirkan membuat kondisi fisik ngedrop bahkan pada kondisi tertentu bisa berakibat fatal seperti saat kadar gula darah turun pada penderita diabetes.

Dosen Departemen Gizi Kesehatan, FKKMK UGM, Tony Arjuna SGz MNut Diet AN APD PhD menjelaskan, olahraga saat berpuasa tetap bisa dilakukan namun lakukanlah pada waktu yang tepat seperti mendekati waktu berbuka atau setelah melaksanakan Tarawih.

Baca Juga:  Korem 072/Pamungkas Gelar Olahraga Bersama dengan Insan Media (Press Tour) dari Dispenad

“Saat berpuasa kalau mau melakukan olahraga idealnya saat dekat dekat dengan waktu buka, 30 menit sampai satu jam sebelum berbuka atau setelah tarawih,” terangnya, Jumat 7 April 2023.

Sementara itu, ia tak merekomendasikan olahraga di pagi hari saat berpuasa. Menurutnya berolahraga di pagi hari ketika berpuasa tidak ideal dilakukan bahkan cenderung berisiko bagi yang tidak terbiasa. Sebab, saat berolahraga penggunaan kalori lebih banyak yang akan membuat gula darah lebih cepat turun. Hal itu akan membuat tubuh lemas dan akan terasa lapar sepanjang hari. Kondisi tersebut akan berisiko tinggi terutama bagi penderita diabetes karena bisa terkena serangan hipoglikemia yang membahayakan nyawa.

“Jadi tidak ideal berolahraga di pagi hari saat puasa karena ketahanan tubuh lebih lemah, badan jauh lebih lemas dari biasanya ketika tidak puasa. Tubuh akan mencari sumber alternatif pembakaran, yang harusnya glikogen bisa dibakar dalam 8 jam, tapi karena dipakai ketika olahraga tadi dan tidak ada makanan yang masuk otomatis dia habisnya lebih cepat. Ya otomatis sisa hari jauh lebih berat untuk dilewati,” paparnya.

Baca Juga:  Lestarikan Budaya, Kodim Purbalingga Gelar Gladhen Jemparingan

Dietisien FKKMK UGM ini pun menekankan pentingnya pengelolaan waktu berolahraga saat berpuasa. Pasalnya, tubuh melewati fase adaptasi ketika berolahraga saat berpuasa. Olahraga pun tidak bisa dilakukan sama halnya saat sebelum berpuasa karena tubuh memerlukan waktu untuk melakukan penyesuaian.

Ia menjelaskan, saat seseorang tidak berolahraga sama sekali di hari pertama dan kedua puasa, lapar yang dirasakan akan berbeda dengan hari setelahnya. Sebab itu menjadi fase awal tubuh mengalami defisit kalori yang cukup signifikan.

“Jadi otomatis akan berbeda kondisinya ketika di awal puasa. Setelah bertahap menyesuaikan baru kita mulai meningkatkan intensitasnya di tengah-tengah,” ucapnya. (Sukron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *