KEBUMEN – Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Ranting Tambakagung mengadakan rapat anggota sekaligus reorganisasi kepengurusan. Pada acara yang dilaksanakan di Masjid Baitul Muttaqin Dukuh Welaran, terpilih kembali Rizqiana Fajrianingsih Kurniati sebagai Ketua Fatayat NU Ranting Tambakagung 2021-2024.
“Masa kepengurusan periode saat ini berakhir 2021. Dari pimpinan cabang (PC) Kebumen mengoordinasi pimpinan anak cabang (PAC) untuk melakukan reorganisasi pengurus yang baru,” kata Ketua PAC Fatayat NU Kecamatan Klirong, Muntofingah di sela reorganisasi Senin, 14 Juni 2021.
Kepengurusan yang tengah berjalan periode 2018-2021 di samping dianjurkan untuk melakukan reorganisasi juga diimbau untuk membuat laporan pertanggung jawaban selama masa kepengurusan.
Laporan pertanggungjawaban dibacakan ketua pengurus lama Rizqiana Fajrianing Kurniati. Dilanjutkan dengan musyawarah bersama untuk pemilihan ketua baru.
Dari beberapa anggota fatayat yang hadir terpilih tiga kandidat yakni Regina, Rohmah dan Rizqiana. Berikutnya, diadakan voting pengambilan suara dan Rizqiana Fajrianingsih Kurniati terpilih kembali sebagai ketua Fatayat NU Ranting Tambakagung. Nana, sapaan akrab Rizqiana diamanahi untuk melanjutkan kepengurusan baru.
“Saya mohon bantuan kepada semua pihak dan sahabat Fatayat lain. Tak hanya itu saja, dari PAC Klirong juga mohon bimbingan serta ibu-ibu muslimat ataupun para ibu nyai kami mohon bimbingan dan arahannya,” ujarnya. Nana mengibaratkan seperti halnya orang bersepeda apabila sudah keluar jalur maka jangan sungkan agar ia ditegur dan diingatkan.
Lebih lanjut, Pembina Fatayat NU Ranting Tambakagung Parmiatun menyampaikan selamat kepada Nana yang kembali terpilih menjadi ketua. Besar harapan agar senantiasa amanah dalam mengemban tugas dan segera membentuk struktur organisasi kepengurusan yang baru dan menyusun program kerja yang lebih kreatif.
Muntofingah menambahkan, pengurus baru nantinya agar senantiasa ikhlas mengemban kepercayaan. Saat diamanahi sebagai pengurus terlebih ketua, lanjutnya, sebuah tanggung jawab besar dipegang. “Rela melakukan tanpa mengharapkan apapun kecuali hanya mengharapkan pahala dari Alloh Swt,” imbuhnya. (Nur Anggraeni)