Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran

Bahan pangan untuk bantuan rakyat miskin harus memenuhi syarat soal standar kualitas. (Foto: Istimewa)

YOGYAKARTA – Pemerintah akan menyalurkan bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu pada Ramadan hingga Idul Fitri mendatang. Setidaknya enam bansos akan cair di periode tersebut. Yakni bansos pangan, PKH, BPNT, bantuan miskin ekstrem, bansos BPJS Kesehatan, serta bansos BKKBN.

Pengamat Sosial dari UGM Dr Hempri Suyatna mengapresiasi program pemberian bansos kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Tanah Air. Sebab, dengan bantuan tersebut akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada Ramadan hingga Idul Fitri mendatang.

“Patut kita apresiasi program pemerintah ini karena bisa membantu masyarakat saat Ramadan dimana tidak sedikit masyarakat yang masih kesulitan secara ekonomi akibat dari fluktuasi kebijakan kenaikan BBM, kenaikan harga bahan pokok dan lainnya,”paparnya belum lama ini.

Kendati begitu, Kepala Pusat Kajian Pembangunan Sosial (SODEC), Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial FISIPOl UGM ini menyebut, validasi data terutama Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) masih menjadi poin penting yang patut diperhatikan agar pendistribusian bansos bisa tepat sasaran.

Ada beragam persoalan terkait DTKS di masyarakat. Mulai dari NIK yang tidak valid, NIK ganda, orang yang sudah meninggal maupun pindah masih tercantum, hingga ketidaksamaan data antara dukcapil kabupaten/kota dengan dukcapil Kemendagri.

Baca Juga:  Siswa SMA Kolose De Britto Belajar Bersama Lurah Condongcatur Tentang Jabatan Publik

“Harapannya DTKS ini sudah tervalidasi sehingga program bisa tepat sasaran. Sebab, banyak kasus ketidaktepatan sasaran berujung pada konflik sehingga perlu dipastikan DTKS yang benar-benar update,” tuturnya.

Tak hanya itu, upaya lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah agar bansos tepat sasaran yaitu dengan mengirim langsung ke penerima by name by addres. Namun demikian, cara tersebut juga perlu dibarengi dengan sistem kontrol dan monitoring yang baik, termasuk pengawasan tender-tender bansos agar tidak salah sasaran.

Hempri menekankan sinergi antara berbagai pihak terkait dengan pemberian bansos juga menjadi hal yang tak kalah penting untuk dijalankan. Milsalnya antara Bulog, dinas sosial dan pemerintah desa/kelurahan dan lainnya.

“Validasi, monitoring, serta pendampingan bansos ini harus terus dilakukan sehingga bisa berjalan optimal,” tegasnya.

Sementara terkait pemberian bansos pangan selama 3 bulan, Hempri berpendapat pemerintah perlu mempertimbangkan kembali terhadap komoditas sembako yang dibagikan.

“Apakah ini harus beras terus selama 3 bulan? Mungkin kalau saat ini beras relevan karena sebagian petani belum panen, tapi kalau sudah panen saya kira harus dipikirkan kembali pengganti komoditas beras,” ujarnya.

Baca Juga:  1 Juta Pemilik Warung Dapat Bansos Tunai

Selain jenis komoditas pangan, Hempri menilai pemerintah sebaiknya memikirkan kembali kualitas dan standar beras yang disalurkan untuk bansos. Berkaca dari pengalaman saat pembagian beras miskin/rastra, banyak beras-beras bantuan yang justru dijual di pasar karena kualitasnya di bawah standar.

“Harus ada standarisasi kualitas sembako yang akan didistribusikan,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *