14 Mahasiswa Teknik Informatika Wiraraja Madura Belajar Pembangunan Desa dan Digitalisasi Desa

Mahasiswa Teknik Informatika Wiraraja Madura foto bersama Taufiq Kamal (Lurah Pleret) dan Sihono HT (Founder Wiradesa) di kantor Kalurahan Pleret, Selasa 27 Juni 2023. (Foto: Wiradesa)

BANTUL – Sebanyak 14 mahasiswa Teknik Informatika Wiraraja Madura mengikuti study exchange di Kalurahan Pleret, Selasa 27 Juni 2023. Mereka belajar tentang pembangunan desa dan digitalisasi desa.

Dekan Fakultas Teknik Wiraraja Madura, Cholilul Chayati, ST., MT mengatakan tujuan mengunjungi Kalurahan Pleret, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, untuk menimba ilmu. Mahasiswa bisa belajar bagaimana Kalurahan Pleret bisa maju dan menjadi salah satu desa percontohan di Indonesia.

“Mahasiswa juga bisa mencontoh seorang pemimpin yang dikategorikan muda bisa menjadikan Pleret maju. Jadi, harapan kunjungan bisa membawa banyak manfaat dan dapat diterapkan di desa kita masing-masing,” harap Cholilul Chayati.

Lurah Pleret Taufiq Kamal dalam kesempatan ini menceritakan awal mula membangun Pleret. Dia menceritakan sejumlah permasalahan, potensi desa, hingga inovasi desa.

Menurutnya, permasalahan desa yang utama menyangkut kesejahteraan rakyat. Rakyat yang sejahtera adalah yang berdaya, yaitu mampu memanfaatkan semua potensi yang ada di dalam dirinya maupun di sekitarnya.

Jika masyarakat tidak sejahtera, maka dapat menimbulkan penyakit sosial seperti timbul kriminal. Bisa menimbulkan kejahatan dan dapat menghambat kemajuan desa.

Baca Juga:  SMSI Lobar Gelar Halal Bi Halal: Merajut Kebersamaan Dalam Perbedaan

Taufiq Kamal lalu menjelaskan bagaimana caranya agar masyarakat sejahtera atau berdaya. Yang pertama adalah meningkatkan SDM desa. Kedua, proses dan peningkatan ekonomi, dan ketiga teknologi.

“Konsep desa digital sebatas sebagai katalisator atau mempercepat proses. Yang terpenting sebenarnya adalah mengembangkan potensi yang ada,” tambah Master Computer of Science (alumni S2 UGM) ini.

Menurut Taufiq, untuk membangun desa butuh proses dan butuh waktu. Artinya, butuh kesabaran dan pengorbanan dalam upaya mewujudkan kemajuan desa.

Dengan kesabaran dan pengorbanan itulah, Pleret telah berhasil meluncurkan berbagai inovasi berbasis digital. Inovasi itu, antara lain, sistem informasi desa, tandatangan dan administrasi digital, layanan mandiri, serta pasar online.

Salah satu dosen pendamping, Anni Anisa, bertanya saat berdiskusi dengan Lurah Taufiq Kamal di Kantor Kalurahan Pleret, Selasa (27/6/2023). (Foto: Wiradesa)

Founder Wiradesa Group, Sihono HT, mengatakan kualitas SDM sangat penting. Sebab, pembangunan desa dapat dimaksimalkan dengan adanya SDM yang bermutu.

Menurut wartawan senior Sihono HT, sedikitnya ada tiga kunci untuk meningkatkan SDM. Tiga kunci itu antara lain, belajar, berkarya, dan berbagi.

“Belajar bisa dengan siapa pun dan di mana pun. Tapi jangan berhenti hanya belajar, sebagai mahasiswa yang merupakan agen perubahan harus terus berkarya,” katanya.

Baca Juga:  7 Oktober Ditetapkan sebagai Hari Bakti Pendamping Desa

Menurut Sihono, karya bisa berupa teks, foto, dan video. Hasil karya itu dapat dibagikan ke publik melalui berbagai platform. Salah satunya bisa dipublikasikan melalui portal berita wiradesa.co.

Sebelum belajar di Kalurahan Pleret, sebanyak 14 mahasiswa yang didampingi Kaprodi Informatika Arda Gusema Susilowati, MKom dan Dosen Fakultas Teknik Anni Annisa, Lc., M. Th. I juga mengunjungi Universitas Amikom Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada. Meskipun dalam waktu yang singkat, semoga ilmu yang didapat bisa diterapkan di desa mereka masing-masing. (Ilyasi)

Tinggalkan Komentar