KEBUMEN – Sebanyak 30 kepala keluarga (KK) di Desa Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, terdampak proyek tol Cilacap-Yogyakarta. Mereka kebingungan mau kerja apa dan tinggal dimana jika lahan pertanian dan rumahnya tergusur jalan tol.
Kebanyakan warga pada awalnya menolak proyek tol yang melintas di lahan pertanian dan rumahnya. Merena mengeluh ke Kepala Desa Jatimulyo, Sabit Banani. Namun Mas Lurah yang masih muda ini menampung semua keluhan. Lantas memberi jalan keluar, solusi atas persoalan yang membuat warga bingung.
Berdasarkan pemetaan, ada sekitar 250.000 meter persegi lahan di wilayah Desa Jatimulyo yang terpakai proyek tol Cilacap-Yogyakarta. Lahan sepanjang 2,5 kilometer dan lebar 100 meter itu terdapat rumah penduduk, lahan pertanian, dan ada mushola. “Warga minta dibangun mushola baru untuk menggantikan mushola yang terkena proyek jalan tol,” ujar Sabit Banani, Sabtu 23 April 2022.
Kades Jatimulyo mengungkapkan ada 30 KK yang terkena dampak pembangunan jalan tol Cilacap-Yogyakarta. Mereka hampir semua menolak dan mau demo. Warga terdampak, tidak tahu akan tinggal dimana jika tergusur. Lantas mau kerja apa, mereka bingung. “Kami menawarkan tanah yang selama ini tidak produktif untuk dibeli sebagai tempat tinggal dan berusaha,” kata Sabit.
Sabit Banani sudah menjelaskan jika nanti warga yang terdampak pembangunan jalan tol akan mendapatkan ganti rugi yang cukup besar. Jangan sampai uang miliaran rupiah besok tidak terpakai dengan baik. Makanya mulai sekarang, warga terdampak perlu merencanakan tempat tinggal baru, usaha apa, dan memanfaatkan uang agar produktif. “Jangan terima uang banyak, lantas foya-foya, membeli barang-barang mewah yang tidak penting,” tandas Sabit Banani.
Jalur tol Cilacap-Yogyakarta akan melintasi wilayah Kebumen dan Purworejo. Rencananya. jalan tol sepanjang 121,75 kilometer akan mulai dibangun pada kuartal 3 (Q 3) tahun 2024. Tol ini nanti akan memperlancar konektivitas antarprovinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), direncanakan penyiapan proyek dan proses tender dilaksanakan mulai tahun 2022 hingga 2023. Selanjutnya proses financial close dan pembebasan tanah mulai tahun 2023 hingga 2024. Sedangkan proses konstruksi dilakukan secara bertahap mulai tahun 2024 hingga 2029.
Pembiayaan dilakukan dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Total investasinya diperkirakan Rp 38,47 triliun. Konstruksi jalur tolnya dengan lebar bahu dalam 1,5 meter, lebar bahu luar 3 meter dan lebar media (termasuk bahu dalam) 5,5 meter. Sementara lebar rumija tol 80 meter dan zona bebas 9 meter.
Direncanakan selesai masa konsesi 50 tahun dengan perkiraan volume lalu lintas per tahun 2026 sebesar 10.800 kendaraan per hari. Jalur tol Cilacap-Yogyakarta akan terkoneksi dengan jalur tol Pejagan-Cilacap, serta Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo.
Jalur tol Cilacap-Yogyakarta akan memiliki 8 simpang susun, yakni di Cilacap, Maos, Soempioeh, Gombong, Kebumen, Kutoarjo, Purworejo, dan Kulonprogo. Simpang susun di Cilacap merupakan titik akhir jalan tol Bedebage-Tasikmalaya-Cilacap. Sedangkan simpang susun di Kulonprogo di titik akhir jalan tol Solo-Yogyakarta-Yogyakarta International Airport.
Pembangunan, termasuk pembangunan jalan tol, sejatinya untuk kepentingan rakyat. Jangan sampai pembangunan, justru mempersulit warga. Kebingungan warga terdampak, perlu didampingi untuk mengatasi persoalan. Semoga rakyat yang sudah berkorban, nantinya menikmati keberadaan jalan tol. Bukan justru dibebani untuk mengembalikan modal pembangunan jalan tol. (Ono Jogja)