YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta merupakan kampus inklusif yang peduli difabel. Karena selain terbuka akses bagi mahasiswa berkebutuhan khusus, juga ada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Peduli Difabel, dan pendampingan mahasiswa difabel dari masuk sampai lulus kuliah.
Ketua UKM Peduli Difabel UGM Isti’adatul Fitriyah menjelaskan Unit Kegiatan Mahasiswa Peduli Difabel di Kampus Bulaksumur tidak hanya ada di tingkat universitas saja, tetapi juga di tingkat fakultas. Untuk aksesibilitas di berbagai layanan sudah cukup bagus, namun di Sekolah Vokasi dan Fakultas Teknik sarana bagi difabel perlu lebih dioptimalkan. “Cuma di dua tempat itu yang perlu pemaksimalan,” ujar Isti saat berbagi informasi dan pengalaman di Pojok Bulaksumur, Rabu 14 Desember 2022.
Sedangkan Anggota UKM Peduli Difabel Fakultas Biologi, Anis Rahmatillah, mengungkapkan dari awal masuk UGM, dia sebagai penyandang disabilitas sudah mendapat perhatian lebih, khususnya dari Direktorat Kemahasiswaan UGM. Sampai kebutuhan kursi untuk duduk dan meja untuk menulis disediakan UGM agar nyaman untuk kuliah. “UGM ini merupakan kampus impian saya. Tapi untuk masuk, awalnya takut,” kata Anis.
Anis Rahmatillah yang saat ini dinobatkan sebagai Duta Sustainable Development Goals (SDGs) UGM menjelaskan saat awal masuk UGM perkuliahannya masih online. Proses belajarnya menggunakan jaringan internet, dengan aplikasi Zoom dan lainnya, sehingga masih bisa dilaksanakan dari rumah. Tapi setelah offline atau kuliah langsung ke kampus, Anis khawatir jika tidak mampu mengikuti perkuliahan dengan baik.
“Ternyata apa yang saya khawatirkan tidak terjadi. Saat offline, dari fakultas sangat mendukung. Menanyakan apa saja sarana yang dibutuhkan dan semua fasilitas disediakan UGM,” papar Anis yang menulis pakai kaki. Proses perkuliahan dijalaninya dengan lancar. Setelah lulus kuliah nanti, Anis berkeinginan kerja di bidang lingkungan dan konservasi.
Kepala Humas dan Protokol Dina W Kariodimedjo mengemukakan kampus UGM terbuka bagi siapa saja, termasuk penyandang disabilitas atau berkebutuhan khusus. Kampus Bulaksumur merupakan tempat yang nyaman untuk menimba ilmu dan sebagai tempat menempa diri bagi siapapun yang lolos seleksi untuk meraih mimpi. Untuk para difabel, UGM selain menyediakan layanan khusus, juga menyediakan beasiswa.
Direktur Kemahasiswaan UGM Dr Sindung Cahyadi menegaskan para tenaga pendidik atau dosen di UGM sudah memiliki kesadaran positif terhadap mahasiswa difabel. Sedangkan pihak universitas juga selalu memberi pelayanan dan mengupayakan mahasiswa pendamping dan memberi perhatian plus bagi para difabel.
Sebagai universitas yang memiliki andil besar bagi pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, UGM layak diacungi jempol, karena bersifat inklusif, terbuka bagi semua warga negara untuk memperoleh pendidikan tinggi, dan menghargai perbedaan. Para difabel atau orang berkebutuhan khusus dipersilahkan untuk mendapatkan pendidikan di UGM, tentunya sesuai dengan syarat yang sudah ditentukan. (Sukron Makmun)








