BI DIY Terus Upayakan Agar UMKM Bisa Go Global dan Go Digital

Kepala Perwakilan BI DIY Ibrahim dan Deputi Kepala Perwakilan BI DIY Hermanto menyampaikan paparan terkait perkembangan ekonomi terkini dalam acara Ngobrol Santai Bareng Wartawan. (Foto: Wiradesa).

YOGYAKARTA-Pemulihan ekonomi pascacovid masih menjumpai banyak tantangan. Tantangan khususnya datang dari gejolak ekonomi global. Hal itu diungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Ibrahim pada acara Ngobrol Santai Bareng Wartawan di Resto Heritage Omah Dhuwur Kotagede, Kamis 16 Mei 2024.

“Secara kuantitatif kinerja dolar AS dan ketidakpastian global sangat pengaruh. Dolar cenderung menguat dibanding mata uang lain. Mata uang rupiah dan mata uang regional lain ikut melemah. Adanya sentimen perang dan lainnya terasa sekali. Lalu lintas modal dunia keluar dari negara berkembang kembali ke AS,” jelas Ibrahim sembari menambahkan perekonomian Indonesia masih kuat ditunjukkan dengan pertumbuhan pada angka psikologi lima persen, tepatnya 5,11 persen.

Membahas kondisi dan tantangan perekonomian di DIY, Ibrahim menuturkan masih terjadi ketimpangan antarwilayah seperti Sleman dengan Bantul atau Gunungkidul. Alih fungsi lahan pertanian produktif juga masih terjadi hingga tantangan cuaca yang belum normal berimbas kepada ekonomi pertanian. Namun secara umum lapangan usaha membaik. “Inflasi di DIY stabil bahkan lebih rendah dari inflasi nasional pada Februari, Maret dan April 2024 DIY masuk 12 daerah dengan inflasi terendah dari 38 provinsi di Indonesia,” terangnya.

Baca Juga:  Sambut Lebaran, 48 Loket Perbankan di DIY Layani Penukaran Uang Kecil

Ibrahim mengingatkan, memasuki tahun ajaran baru pada Juni Juli akan turut berkontribusi pada inflasi di DIY. “Bahwa kita perlu hati-hati ada historis inflasi pendidikan tinggi, dasar dan menengah. Tetapi estimasi dan target empat tahun ke depan inflasi pada 2024 semakin rendah 2,5 persen plus minus satu. Untuk angka inflasi terus kami pantau tiap bulan. Sejauh ini inflasi DIY masih dalam batas aman, di 3 persen, level PDRB juga cukup baik,” ungkapnya.

Deputi Kepala Perwakilan BI DIY Hermanto dalam mendukung roda ekonomi di DIY BI DIY melaksanakan tujuh program unggulan. Diantaranya penguatam komoditas pangan strategis yaitu padi, cabai dan bawang merah. Langkah penguatan ditujukan ke kelompok tani maupun gapoktan, mengoptimalkan kerjasama antar daerah, mendukung fasilitas distribusi pangan, penguatan digitalisasi dan data pangan, gerakan operasi pangan murah, koordinasi dan komunikasi dengan TPID DIY.

“Pada UMKM difokuskan pada fesyen, food, craft dan pangan. UMKM kami jadikan sebagai mitra binaan dan kami dorong terus agar menjadi back bone ekonomi DIY. Bagaimana agar mereka bisa go global dan go digital,” kata Hermanto.

Baca Juga:  Di Zaman Digital, Generasi Muda Kuwayuhan Diharapkan Lebih Aktif Menggali Potensi Wirausaha

Belum lama ini, lanjutnya, diselenggarakan pelatihan kepada 40 pelaku UMKM agar bisa go digital dan saat ini pada masa pendampingan. “Literasi keuangan pada UMKM masih ada yang belum bisa menyusun laporan keuangan dengan baik sehingga akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan dukungan keuangan. Sebagian lagi kurang bisa mengikuti ekosistem yang dibangun. Kalau tidak mengikuti ekosistem digital yang dibangun maka akan ketinggalan. Ekosistem seperti QRIS dan e commerce,” ujar Hermanto. (Sukron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *