KEBUMEN – Mengajak warga agar mau berternak domba tak bosan-bosan disampaikan Bripka Wahyu Tri Widodo, Bhabinkamtibmas Polsek Sempor, Kebumen. Selain itu, ia juga mengembangkan kebun ketahanan pangan palawija berupa sayur-mayur.
“Saat ini memang tengah menggalang warga binaan, supaya mengubah mindset. Khususnya dari pola perawatan pola kandang ternak dan pakan serta mengajak warga yang sudah ternak kambing agar beralih ke peternakan domba,” ucap Wahyu kepada wiradesa.co Jumat 12 Mei 2023.
Beternak domba, menurutnya, lebih mudah dalam hal perawatan. Begitu pun dari perkembangbiakan: domba lebih cepat dari pada kambing.
Dia mengakui, pemahaman masyarakat tak sedikit yang masih keliru tentang ternak domba. Misalnya adanya anggapan domba tak doyan rumput rambanan sebagaimana kambing.
Wahyu pun mengajak dan memberi edukasi. Perangkat desa, masyarakat ia temui. Siapa saja yang hobi ternak ia ajak kumpul. Di situ Wahyu memaparkan perbedaan ternak kambing dan domba. Contohnya indukan domba betina setelah beranak sembari menyusui induk domba betina sudah bisa bunting lagi. Jadi domba selama dua tahun bisa beranak tiga kali. Sementara kambing Jawa setelah anak umur enam bulan induk betina baru mau kawin lagi. Dalam setahun cuma sekali melahirkan.
Dikatakan Wahyu, di wilayah binaan saat ini belum ada peternak domba skala besar meski tingkat untung lebih besar. Jumlah peternak yang dipantau sebanyak 10 orang. Dipantau pemberian pakan dan perawatan.
Siklus perkembangbiakan domba lebih cepat. Pada masa bunting kedua anakan pun sudah bisa dikawinkan.
Dikatakan Wahyu, kini petani dan peternak binaan utamanya di Desa Tunjungseto, Kalibeji, Pekuncen, dan Kedungjati sudah mulai banyak yang tertarik beralih ke domba. Tak hanya memberi penyuluhan, Wahyu mengajak para petani dan peternak di desa binaan mengikuti kegiatan studi banding ke peternak domba di Banjarnegara. Tepatnya ke peternakan domba merino.
“Studi bandingnya datang ke peternak yang sukses juga datang ke peternak yang gagal untuk dapat ilmunya,” imbuh Wahyu.
Bibit domba betina kisaran harga Rp 600-700 ribu usia enam bulan sudah bisa dikawinkan alias siap produksi. Untuk menghasilkan anakan super indukan betina tersebut dikawinkan dengan pejantan domba merino. Perkawinan akan menghasilkan anakan kualitas super dengan harga lebih mahal ketimbang domba lokal.
“Harapan saya, yang pertama di bidang peternakan agar peternak di daerah kami lebih sejahtera dengan beralih dari ternak kambing ke domba. Perkembangbiakan lebih cepat dan perawatan lebih mudah bahkan sambil bekerja pun masih bisa ternak,” pungkasnya. (Sukron)








